REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan melakukan kunjungan ke Rusia pada 13-16 Juli. Dalam kunjungan tersebut, Abbas akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas perdamaian Timur Tengah, termasuk dengan Israel.
"Abbas berencana berdiskusi dengan Putin tentang isu-isu kunci terkait dengan memulai kembali proses perdamaian Timur Tengah, dengan mempertimbangkan pertemuan puncak antara presiden Rusia dan Amerika Serikat (AS), Vladimir Putin dan Donald Trump, di Helsinki (Finlandia)," kata Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal pada Kamis (12/7), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
"Presiden Palestina dan Rusia juga akan berbicara tentang proposal AS (untuk perdamaian Timur Tengah) dan hubungan kita dengan Israel," kata Nofal manambahkan.
Pembicaraan antara Abbas dan Putin diperkirakan akan fokus pada penciptaan mekanisme multilateral baru untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah, termasuk konflik Palestina dengan Israel. Mekanisme itu diperkirakan akan melibatkan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni Rusia, AS, Inggris, Prancis, dan Cina.
Sejak AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember tahun lalu, Palestina menarik diri dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tak lagi dapat diandalkan dan dipercaya karena terbukti membela kepentingan politik Israel.
Sebagai gantinya, Palestina menyerukan dibentuknya mekanisme baru untuk menyelesaikan konflik dengan Israel. Selain melibatkan PBB, mekanisme tersebut juga harus menyertakan Uni Eropa dan negara-negara Muslim.
Baca: Hamas Puji Irlandia Ajukan RUU Boikot Produk Pendudukan