REPUBLIKA.CO.ID, BALOCHISTAN -- Serangan bom bunuh diri dalam rally pemilu di barat daya Pakistan menyebabkan 128 orang tewas. Peristiwa ini meningkatkan ketegangan atas kembalinya Perdana Menteri Nawaz Sharif dalam pemilu yang akan diselenggarakan pada 25 Juli mendatang.
Ini merupakan serangan kedua terkait pemilu yang terjadi di Pakistan pada Jumat (13/7) dan merupakan serangan ketiga terkait pemilu yang terjadi dalam satu pekan terakhir. Serangan bom bunuh diri ini dinilai sebagai serangan paling mematikan di Pakistan dalam tiga tahun terakhir.
Menteri Dalam Negeri Balochistan Agha Umar Bangulzai mengonfirmasi jumlah korban tewas dalam serangan tersebut. Selain itu, Bangulzai juga mengatakan ada 150 orang yang terluka dalam peristiwa ini.
Salah satu kandidat, Siraj Raisani, menjadi salah satu korban yang tewas dalam serangan bunuh diri pada Jumat kemarin. Siraj merupakan kandidat pemilu kedua yang terbunuh dalam serangan prapemilu minggu ini. "Saudara saya Siraj Raisani mati syahid," ujar Haji Lashkari Raisani yang juga merupakan keluarga dari Siraj Raisani.
Polisi Qaim Lashari mengatakan rally pemilu digelar di Mastung, Balochistan. Balochistan terkenal sebagai provinsi yang kental dengan kekerasan. Lashari mengatakan rally pemilu tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang
Seperti dilansir Reuters, ISIS mengklaim serangan bom bunuh diri tersebut sebagai perbuatan mereka. Namun tidak ada penjelasan maupun bukti lebih lanjut. Seperti diketahui, kelompok militan terkait Taliban, Al Qaeda dan ISIS diketahui beroperasi di Balochistan.
Sebelumnya, di hari yang sama juga terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan empat orang di wilayah utara Bannu. Serangan bom bunuh diri tersebut menargetkan iring-iringan Akram Khan Durrani dari partai Muttahida Majlis e Amal.