Selasa 17 Jul 2018 17:45 WIB

Suriah Rebut Kembali Wilayah yang Diduduki Israel

Trump dan Putin bekerja sama untuk memastikan keamanan Israel.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Nur Aini
Petugas menolong seorang warga terluka setelah serangan udara menghantam Damaskus, Suriah.
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Petugas menolong seorang warga terluka setelah serangan udara menghantam Damaskus, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DERAA -- Pasukan pemerintah Suriah telah merebut kembali sebuah wilayah yang menghadap Dataran Tinggi Golan, yang diketahui diduduki oleh Israel. Pasukan Presiden Bashar al-Assad menguasai bukit al-Haara pada hari kedua serangan untuk merebut kembali wilayah oposisi yang tersisa di provinsi Quneitra di sepanjang perbatasan dengan Israel.

Dilansir laman AP, tanah tertinggi di provinsi Deraa jatuh ke tangan militan pada Oktober 2014, dibom oleh serangan udara tentara Rusia dan Suriah selama dua hari terakhir. Kekerasan itu terjadi beberapa kilometer jauhnya dari garis zona bebas pasukan PBB sejak 1974 di tengah-tengah Perang Arab-Israel.

Presiden Donald Trump pada Senin (16/7) setelah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, keduanya telah sepakat untuk bekerja sama membantu memastikan keamanan Israel. Putin bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sehari sebelumnya pada Ahad di ibu kota Rusia, Moskow, untuk membicarakan masalah keamanan Israel mengenai kehadiran pasukan Iran di negara yang dilanda perang itu. Sementara Rusia dan Iran telah mengerahkan pasukan ke Suriah.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan Netanyahu tidak tertarik untuk menjatuhkan Presiden Assad. Tetapi, Netanyahu ingin menjinakkan pengaruh Iran di negara itu.

Suriah menuduh Israel menyerang pangkalan udara Nairab di Aleppo. Sumber intelijen Barat mengatakan beberapa perwira, termasuk orang Iran, telah tewas, kata sumber itu tanpa merinci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement