REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley menilai keputusan negaranya meninggalkan Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB sudah tepat. Ia mengatakan Dewan HAM merupakan kegagalan terbesar dalam PBB.
Ia mengungkapkan selama ini Dewan HAM PBB hanya menyediakan perlindungan bagi negara-negara yang secara terang-terangan melakukan pelanggaran HAM, seperti Cina, Kuba, Venezuela, dan Mesir. Kecaman atau kutukan bahkan tidak dilakukan.
Namun sikap berbeda ditunjukan kepada Israel. Ia berpendapat Dewan HAM tak segan melayangkan kecaman dan menerbitkan resolusi yang menyudutkan Israel. Menurutnya, selain bias, hal itu juga menunjukkan Dewam HAM tidak berlaku adil.
"Dinilai dari seberapa jauh ia telah gagal memenuhi janjinya, Dewan HAM PBB adalah sebuah kegagalan besar PBB," ujar Haley pada Rabu (18/7), dikutip laman Israel National News.
AS telah hengkang dari Dewan HAM PBB pada 19 Juni. Bias terhadap Israel menjadi alasan utama AS keluar dari badan tersebut. Haley menyerukan agar Dewan HAM PBB segera direformasi. "Reformasi ini diperlukan untuk membuat dewan itu menjadi badan advokasi HAM yang serius," ujarnya tak lama setelah AS memutuskan keluar dari Dewan HAM.
Pada 13 Juli lalu, Majelis Umum PBB telah memilih Islandia untuk menggantikan posisi AS di Dewan HAM PBB. Sebanyak 172 negara memberikan suara atau dukungannya terhadap pencalonan Islandia di Dewan HAM.