REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan hubungan kerja sama antara negaranya dengan Amerika Serikat (AS) sangat penting. Kendati belum lama ini Presiden AS Donald Trump melancarkan kritik keras terhadap Jerman karena menjalin kerja sama dengan Rusia, Merkel tetap akan mempertahankan hubungan dengan AS.
"Seseorang dapat mengatakan bahwa nilai-nilai, atau kerangka kerja kami, berada di bawah tekanan kuat saat ini," kata Merkel ketika ditanya awak media tentang hubungannya dengan Trump dalam sebuah konferensi pers di Berlin, Jumat (20/7).
(Baca: Merkel Sambut Langkah Trump Undang Putin)
Walaupun berada di bawah tekanan, Merkel menampik bahwa hubungan kerja sama dengan AS tidak penting bagi Jerman. "Hubungan kerja translantik, termasuk dengan presiden AS, sangat penting bagi kami dan saya akan terus mempereratnya," ujarnya.
Pada 11 Juli lalu, tepatnya ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Trump menuding Jerman telah menjadi "tawanan" atau dikontrol Rusia. Trump menyoroti kerja sama antara Berlin dan Moskow dalam bidang energi, tepatnya gas dan minyak.
(Baca: Rusia Siap Bahas Kunjungan Putin ke Washington)
Rusia diketahui tengah membangun jalur pipa minyak Nord Stream 2. Pipa bawah laut itu akan membentang dari Rusia ke pantai Baltik timur laut Jerman, melewati negara-negara Eropa timur seperti Polandia dan Ukraina. Nord Stream 2 sekaligus akan menggandakan pasokan gas Rusia ke Jerman.
Trump rupanya tak senang melihat kerja sama Jerman dengan Rusia. "Jerman sepenuhnya dikendalikan Rusia karena mereka akan mendapatkan 60-70 persen energinya dari Rusia dan pipa kilang minyak baru," katanya.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kemudian mengecam kritik yang dilayangkan Trump. Maas menegaskan Jerman tidak pernah dikontrol atau ditawan oleh negara mana pun. "Kami bukan tawanan, baik dari Rusia maupun AS. Kami adalah salah satu penjamin dunia yang bebas dan akan tetap seperti itu," ujar Maas melalui akun Twitter pribadinya.