Jumat 20 Jul 2018 20:59 WIB

Rusia Siap Terima Undangan Trump

Trump telah bertemu dengan Putin awal pekan ini di Finlandia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia selalu terbuka untuk menerima undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini berkaitan dengan diundangnya Presiden Rusia Vladimir Putin oleh Trump ke Washington pada musim gugur.

"Pihak Rusia selalu terbuka untuk kemungkinan undangan. Kami siap untuk diskusi tentang hal itu," kata Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov ketika ditanya di Valdai Discussion Club di Moskow, dikutip laman CNN.

Menurut Antonov, pada tahap ini, Putin dan Trump memang jarang sekali melakukan pertemuan. Untuk itu Moskow mendukung melanjutkan dialog ini.

"Bahwa para pemimpin kita bertemu tidak hanya sesekali, tapi secara teratur, sehingga mereka akan tahu dan saling memahami dengan baik," ujarnya.

Baca juga, Trump Undang Putin ke Washington.

Menurut juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders undangan Trump untuk Putin telah diserahkan ke penasihat keamanan nasional AS John Bolton. Ia yang akan menyampaikan undangan itu kepada Putin.

Awal pekan ini Trump telah bertemu Putin di Helsinki, Finlandia. Itu merupakan pertemuan bilateral perdana keduanya.

Putin menilai pertemuan pertamanya dengan Trump berjalan sukses. Walaupun dalam beberapa aspek hubungan Rusia dan AS lebih buruk daripada saat Perang Dingin, tapi Putin berpendapat pertemuannya dengan Trump memungkinkan kedua negara memulai jalur menuju perubahan positif. "Kita akan melihat bagaimana hal-hal berkembang lebih jauh," kata Putin pada Kamis (19/7).

Kendati demikian, Putin mengkhawatirkan lawan-lawan politik Trump di AS. Menurutnya terdapat kalangan yang hendak mencegah perbaikan hubungan AS dengan Rusia, khususnya terkait kerja sama dalam isu Suriah dan pengawasan senjata.

Berbeda dengan Putin, seusai pertemuan di Helsinki, Trump justru dihujani kritik oleh sejumlah politisi AS. Hal ini karena Trump tak membahas isu penting yang perlu mendapat klarifikasi dari Putin, seperti dugaan intervensi Rusia dalam pilpres AS tahun 2016.

Trump justru mengatakan tidak ada alasan bagi Rusia untuk mencampuri pilpres AS. Pernyataannya itu dinilai tidak mendukung hasil penilaian intelijen AS. Ia pun segera meralat pernyataannya. Ia mengklaim, ketika bertemu Putin, ia sebenarnya bermaksud mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi Rusia untuk tidak mengintervensi pilpres AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement