Senin 23 Jul 2018 06:56 WIB

Rouhani: Trump! Jangan Bermain dengan 'Ekor Singa'

Rouhani akan membalas sanksi AS terhadap minyak Iran.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan mitranya dari AS, Donald Trump agar tidak meningkatkan ketegangan dengan Teheran. Ia menegaskan, konfrontasi dengan republik Islam akan memicu banyak perang.

"Jangan bermain dengan ekor singa atau Anda akan menyesalinya," kata Rouhani Ahad (23/7). Ia menegaskan, AS tidak dapat mencegah Iran mengekspor minyak mentahnya ke pasar internasional.

Awal bulan ini, Rouhani mengisyaratkan Iran dapat memblokir ekspor minyak ke regional jika penjualannya dihentikan. Iran juga tak akan membiarkan minyak negara lain melewati wilayah strategis mereka di Selat Hormuz.

Salah satu titik strategis yang sempit terletak antara Iran dan Oman. Menurut laporan Departemen Energi AS, di Selat itu sedikitnya 18,5 juta barel minyak bergerak setiap hari pada 2016.

Baca juga, AS Ingin Menghapus Iran dari Pasar Minyak Dunia.

Selat ini juga digunakan oleh negara-negara Teluk yang mengandalkan jalur aman untuk mengekspor minyak dan gas mereka.  "Apakah mungkin setiap orang di wilayah itu menjual minyak mereka dan kita hanya berdiam diri dan menonton?" Rouhani berkata.

"Jangan lupa bahwa kami telah menjaga keamanan perairan ini [Selat Hormuz] sepanjang sejarah. Kami secara historis telah mengamankan rute transit minyak. Jangan lupakan itu."

Washington baru-baru ini berusaha untuk memanfaatkan ketidakpuasan publik internal di Iran dengan meluncurkan kampanye media sosial dalam upaya untuk meningkatkan perbedaan pendapat terhadap Pemerintah Iran.

"Anda tidak dapat memprovokasi rakyat Iran melawan keamanan dan kepentingan mereka sendiri," kata Rouhani lebih lanjut dalam pidatonya.

 

Trump sebelumnya menyatakan, para pemimpin Iran akan meminta kesepakatan baru, tetapi Iran telah menolak pembicaraan pada beberapa kesempatan.

Berdasarkan perjanjian penting yang ditandatangani di Wina, enam kekuatan dunia -- AS, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Cina dan Uni Eropa -- menawarkan Iran lebih dari 110 miliar dolar AS per tahun dalam pertukaran untuk menghentikan program senjata nuklirnya.

Menyusul penarikan AS dari perjanjian nuklir pada bulan Mei, Iran mengatakan tertarik untuk menjaga agar kesepakatan tetap hidup. Tetapi hanya jika kekuatan yang tersisa dapat menjamin bahwa ia tidak akan menghadapi isolasi ekonomi di bawah sanksi Washington.

Eropa menentang keputusan AS untuk meninggalkan perjanjian. Mereka juga berjanji untuk menemukan cara mempertahankan hubungan dagangnya dengan Iran, dilansir laman Aljazirah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement