REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran memastikan akan memberikan balasan setimpal kepada Amerika Serikat (AS) jika Paman Sam bersikeras untuk melarang ekspor minyak Teheran. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Kementerian Luar Negeri Iran.
Pelarangan ekspor minyak menyusul sanksi internasional sepihak yang diberikan AS kepada Iran. Sanksi dijatuhkan menyusul keluarnya Paman Sam dari pakta nuklir Iran, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang disepakati pada 2015 lalu.
"Jika AS ingin meneruskan langkah itu maka kami akan memberikan reaksi yang setimpal dengan kebijakan tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi.
Presiden Iran Hassan Rouhani sebelumnya melontarkan ancaman terhadap penerapan sanksi ekonomi AS. Dia mengingatkan Trump agar jangan bermain dengan ekor singa karena hanya akan menyebabkan penyesalan.
"Amerika harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian, dan perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang," kata Rouhani.
Presiden Trump lantas membalas ancaman tersebut. Dalam cicitannya di Twitter, Trump mengatakan, Iran akan sangat menderita jika berani mengancam dan menantang AS. Dia mengultimatum Teheran agar jangan pernah sekali lagi menebar ancaman kepada Paman Sam.
"Jangan pernah sekalipun mengancam AS lagi atau Anda akan merasakan konsekuensi seperti yang sudah terjadi dan dicatat dalam sejarah," kata Presiden Trump.
Sementara, sanksi ekonomi AS akan mulai diterapkan pada Agustus dan November nanti. Sanksi tersebut membuat sejumlah perusahaan asal UE khawatir jika hukuman itu akan mengganggu jalannya bisnis dengan Teheran. Eropa meminta AS untuk mengecualikan operasional perusahaan-perusahaan asal Benua Biru di Teheran dalam sanksi internasional tersebut.