REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) akan memindahkan sisa-sisa dari jasad sejumlah prajurit AS yang tewas dalam Perang Korea pada Jumat (27/7) esok. Kantor berita Yonhap melaporkan, Korut telah menerima sekitar 100 peti kayu yang dikirim oleh Amerika Serikat (AS).
Pemulangan jasad tentara AS yang tewas dalam Perang Korea 1950-53 adalah salah satu kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan puncak penting antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni lalu.
Pasukan AS mengatakan, akhir bulan lalu mereka telah memindahkan 100 peti kayu ke dalam zona demiliterisasi untuk menerima dan mengangkut jenazah.
Yonhap, mengutip sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya, mengatakan pada Kamis (26/7), Korut telah menerima peti mati yang dibawa dalam dua truk. Diperkirakan pemindahan jenazah akan dilakukan pada Jumat (26/7).
Pemulangan yang direncanakan akan bertepatan dengan peringatan 65 perjanjian gencatan senjata 1953 yang mengakhiri pertempuran.
Baca juga, Korut Segera Serahkan Kerangka Tentara AS Era Perang Korea.
Sebuah pesawat angkut militer AS akan terbang ke kota Wonsan di Korut bagian timur laut untuk menerima jasad itu. Mereka kemudian akan diterbangkan ke Hawaii setelah analisis DNA awal di pangkalan udara Osan di Korsel.
CNN, mengutip seorang pejabat AS, melaporkan, awal pekan ini Washington mengharapkan untuk menerima 55 jenazah. Mereka juga berencana untuk mengirim pejabat ke Korut untuk membuka dan memotret setiap peti mati sebagai bagian dari "tinjauan sepintas".
Spesialis forensik AS di Osan akan melakukan penilaian yang lebih mendalam terhadap jasad dan seragam militer, tanda pengenal atau dokumentasi. Proses ini bisa memakan waktu hingga lima hari. Kemudian diikuti dengan upacara militer formal di lapangan terbang. Jasad itu kemudian akan diterbangkan ke laboratorium militer AS di Hawaii untuk analisis DNA.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, mengatakan dalam pertemuan dengan Duta Besar AS Harry Harris pada Rabu bahwa pengembalian jenazah akan meningkatkan momentum untuk pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington.
Kim dan Trump setuju untuk bekerja menuju denuklirisasi di KTT Singapura. Tetapi belum ada tanda-tanda kesepakatan konkret tentang bagaimana mencapai tujuan itu.
Harris mengatakan, pengembalian jenazah serta penutupan tempat pengujian mesin rudal, akan menjadi tanda penting untuk menunjukkan kesungguhan Kim terkait denuklirisasi.