REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Gerilyawan Houthi Yaman mengatakan mereka telah menyerang Bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UEA) dengan pesawat tak berawak, Kamis (26/7). Menurut saluran televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi, pesawat drone Sammad-3 meluncurkan tiga serangan di bandara tersebut. Namun, belum jelas apakah ada kerusakan atau korban.
Bandara Abu Dhabi sebelumnya juga mengabarkan ada sebuah insiden pada kendaraan pengangkut barang di bandara. Namun, tidak jelas apakah itu terkait dengan serangan pesawat tak berawak seperti yang dilaporkan.
Sumber militer Houthi mengatakan pesawat tanpa awak itu terbang sejauh 1.500 kilometer sebelum mencapai bandara Abu Dhabi. Juru bicara Houthi, Jenderal Abdullah al-Jafri mengatakan, pesawat tak berawak itu mampu menghancurkan infrastruktur penting dari koalisi militer Saudi-Emirat yang memerangi pemberontak di Yaman.
"Mereka mengejek kami sebelumnya, tetapi izinkan saya menjelaskan bahwa tahap berikutnya akan menargetkan infrastruktur musuh kami di Saudi dan UEA," ujar Abdullah seperti dilansir di Aljazirah, Jumat (27/7).
Seorang pejabat UEA membantah adanya serangan bandara menggunakan pesawat tak berawak tersebut. Meskipun ada bantahan itu, orang-orang di media sosial menuliskan banyak penerbangan di bandara yang tertunda.
"Operasi di bandara adalah bisnis seperti biasanya," kata pejabat UEA yang tidak disebutkan namanya itu.
Menanggapi hal itu, juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam mengatakan kepada Al Jazirah melalui saluran telepon bantahan UEA itu tidak berdasar. "Itu bohong. Mereka tidak bisa mengingkari realitas baru di lapangan," kata Abdul-Salam.
"Kami berada dalam keadaan perang. Kami diserang setiap hari. Orang-orang kami dibantai setiap hari. Kota-kota kami, bandara kami sedang ditargetkan oleh koalisi Saudi-UAE. Jadi mengapa mereka terkejut dengan kami menyerang posisi mereka?" ujarnya.
Baca juga: Yaman Terancam Kelaparan