Jumat 27 Jul 2018 07:51 WIB

Militer Israel Tembak Mati Warga Palestina

Warga Palestina tersebut dituding melancarkan serangan ke tiga warga Israel.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Israel (ilustrasi).
Foto: AP/Ariel Schalit
Tentara Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Militer Israel menembak mati seorang warga Palestina di Tepi Barat. Menurut pernyataan militer, warga Palestina itu ditembak setelah menyerang tiga warga Israel.

Petugas ambulans Israel, Magen David Adom mengatakan salah satu korban berada dalam kondisi kritis. Korban lainnya mengalami luka serius yang berkanjutan. Adapun korban terakhir mengalami luka ringan. "Seorang warga Palestina menyusup ke dalam komunitas dan menikam tiga warga sipil. Ia lalu ditembak dan tewas," kata militer Israel.

Radio Israel mengatakan, penyerang ditembak oleh tim keamanan permukiman, Adam, yang terletak di antara Yerusalem dan kota Ramallah, Tepi Barat. Tidak ada komentar langsung dari pejabat Palestina.

Setidaknya 140 warga Palestina telah tewas di Jalur Gaza oleh tembakan Israel dalam demonstrasi perbatasan setiap Jumat. Israel mengatakan Hamas, menggunakan protes untuk menutupi serangan lintas perbatasan. Hamas membantah ini.

Hamas telah menembakkan ratusan roket ke Israel dari Gaza dan melepaskan tembakan ke pasukan Israel di seberang perbatasan. Serangan Hamas menewaskan satu tentara.

Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina terhenti pada  2014 dan tawaran oleh pemerintah AS untuk memulai kembali perundingan sejauh ini menunjukkan sedikit tanda kemajuan.

Palestina ingin mendirikan negara di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Israel juga mencaplok Yerusalem Timur dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional. Situasi kawasan diperburuk dengan sikap AS yang mengakui Yerusalem sebagai bagian dari Israel. Palestina pun menolak setiap perundingan yang diiniasi oleh AS.

Pemerintah Palestina mengatakan, konsep perjanjian damai negaranya dengan Israel yang didesain AS tak berguna. Hal itu karena dalam konsep tersebut tak dicantumkan lagi pembahasan tentang Yerusalem dan isu pengungsi Palestina.

Baca juga, Wajah Wanita yang Tampar Tentara Israel Jadi Mural.

"Kami tidak tertarik dengan apa yang mereka (AS) usulkan karena Yerusalem sudah tidak ada, (isu) pengungsi tidak ada," kata Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour kepada awak media di markas PBB di New York pada Selasa (24/7), dikutip laman Anadolu Agency.

Ia mengatakan bahwa Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) tengah dihancurkan melalui pemangkasan dana bantuan oleh AS, permukiman Yahudi, sedikit atau banyak diterima, kemudian solusi dua negara memudar. "Jika Anda memiliki perilaku seperti itu yang ditunjukkan oleh Pemerintahan AS, apa yang tersisa di atas meja?" ujar Mansour.

"Itu sebabnya kami tidak ingin terlibat dalam sesuatu yang tidak berguna karena semua hal yang telah mereka umumkan secara sepihak adalah hal-hal yang tidak akan membuka jalan bagi perdamaian dan kemajuan," kata Mansour menambahkan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement