REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Polisi Israel menangkap dua seniman Italia yang melukis wajah Ahed Tamimi di tembok pemisah di Tepi Barat pada Sabtu (28/7). Mereka ditangkap saat akan menyelesaikan muralnya.
Satu dari seniman Italia itu bernama Jorit Agoch. Ia ditangkap bersama temannya dan seorang pria Palestina di Betlehem. Mereka digelandang ketika hendak menyelesaikan mural wajah Tamimi yang berukuran sekitar empat meter di tembok pemisah di Tepi Barat.
Selain Agoch, identitas dua orang lainnya yang turut ditangkap belum diketahui. Belum ada yang tahu pula di mana mereka ditahan oleh otoritas Israel.
Tamimi telah dijadikan sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel. Hal itu terjadi sejak video Tamimi yang menampar seorang tentara Israel di depan rumahnya di Tepi Barat pada Desember tahun lalu viral.
Ahed Tamimi menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel.
Setelah video itu viral dan menuai banyak simpati, Tamimi ditangkap otoritas keamanan Israel. Ia kemudian dijatuhi hukuman delapan bulan penjara oleh pengadilan militer Israel. Tamimi diperkirakan akan dibebaska pada Ahad (29/7) mendatang.
Tembok pemisah Israel di Tepi Barat memang kerap dijadikan sebagai media mural dan grafiti oleh berbagai seniman. Pesan yang dikandung karya-karya itu selalu tentang dukungan terhadap perjuangan Palestina.
Mural Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tengah berciuman dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah tergambar di tembok pemisah Israel di Tepi Barat. Mural itu muncul setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017.