Senin 30 Jul 2018 14:02 WIB

Trump Klaim Penyelidikan Intervensi Rusia Sarat Kepentingan

Trump mendesak Mueller menghentikan penyelidikan dugaan intervensi Rusia saat pilpres

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak penasihat khusus Departemen Kehakiman AS Robert Mueller menghentikan penyelidikan dugaan intervensi Rusia dalam pilpres tahun 2016. Trump mengklaim penyelidikan itu sarat konflik kepentingan. 

"Apakah Robert Mueller akan pernah melepaskan konflik kepentingannya sebubungan dengan Presiden Trump, termasuk fakta bahwa kami memiliki hubungan bisnis yang sangat buruk dan kontroversial," kata Trump pada Ahad (29/7), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Trump mengatakan, ia pernah menolak Mueller mengepalai Biro Investigasi Federal AS (FBI). Penolakan itu dilakukan sehari sebelum Mueller diangkat sebagai penasihat khusus Departemen Kehakiman AS.

Trump Pertimbangkan Penuhi Undangan Putin Kunjungi Moscow

Selain itu, Trump menyebut Mueller memiliki hubungan cukup akrab dengan James Comey. Comey merupakan mantan direktur FBI yang dipecat oleh Trump. Pemecatannya terbilang kontroversial karena dilakukan ketika Comey tengah memimpin penyelidikan tentang dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia.

Ketika dipecat oleh Trump, Comey sedang mengusut kemungkinan keterlibatan penasihat keamanan nasional Michael Flynn dalam skandal tersebut. Comey sendiri telah memberikan kesaksian di depan Komite Intelijen Senat AS terkait pemecatannya. Ia mengaku bahwa Trump meminta kesetiaan dan loyalitasnya sebagai direktur FBI dan menghentikan penyelidikan terhadap Flynn.

Saat ini kasus dugaan campur tangan Rusia dalam pilpres AS sedang diselidiki Mueller. Ia merupakan mantan direktur FBI yang menjabat pada 2001 hingga 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement