Selasa 31 Jul 2018 20:42 WIB

Houthi akan Hentikan Serangan di Laut Merah

Arab Saudi menanggungkan ekspor minyak lewat Laut Merah.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Foto: EPA/Yahya Arhab
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok Houthi mengatakan pada Selasa (31/7) bahwa mereka siap untuk secara sepihak menghentikan serangan di Laut Merah dalam upaya mendukung perdamaian. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah Arab Saudi menangguhkan ekspor minyak melalui Laut Merah menyusul serangan terhadap tanker minyak mentah pekan lalu.

Yaman berbatasan dengan selat Bab al-Mandeb, yang merupakan salah satu rute perdagangan terpenting di dunia bagi kapal tanker minyak. "Penghentian sepihak dalam operasi militer angkatan laut untuk jangka waktu terbatas dan dapat diperpanjang dan mencakup semua front jika langkah ini ditanggapi oleh kepemimpinan koalisi," ujar Kepala komite revolusioner tertinggi Houthi, Mohammed Ali al-Houthi  dalam sebuah pernyataan.

Tidak jelas apakah Houthi akan menghentikan serangannya dengan segera atau berapa lama penghentian akan berlangsung. Arab Saudi mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya menangguhkan pengiriman minyak melalui selat itu setelah Houthi menyerang dua tanker minyak Saudi. Satu di antaranya mengalami kerusakan kecil.

Para pengamat mengatakan Riyadh berusaha mendorong sekutu Baratnya mengambil langkah serius dalam menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh Houthi. Hal itu juga merupakan upaya Riyadh untuk meningkatkan dukungan dalam perang di Yaman.

Seorang juru bicara koalisi tidak segera berkomentar terkait hal tersebut. Pemimpin Houthi mengatakan inisiatif kelompok itu bertujuan untuk mendukung upaya menemukan solusi politik terhadap konflik. Menurut PBB konflik di Yaman telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang.

Utusan khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths telah melakukan perjalanan antara pihak-pihak yang bertikai untuk menghindari serangan koalisi di kota pelabuhan utama Hodeidah. PBB khawatir serangan di Hodeidah akan memicu kelaparan.

Pelabuhan Hodeidah adalah pelabuhan utama Yaman dimana sekitar 8,4 juta orang diyakini berada di ambang kelaparan. Koalisi Arab Saudi yang didukung Barat ikut campur dalam perang Yaman pada 2015 untuk memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional dan menggagalkan ambisi ekspansi Iran di wilayah tersebut.

Baca: Iran Serahkan Nasib Kesepakatan Nuklir ke Eropa

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement