REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) berharap Korea Utara (Korut) mempertahankan dan memenuhi komitmennya untuk melakukan denuklirisasi. Hal itu diungkapkan saat Korut terdeteksi kembali berupaya membuat rudal balistik antarbenua (ICBM).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, pemimpin Korut Kim Jong-un telah berjanji melakukan denuklirisasi saat bertemu Presiden AS Donald Trump di Singapura pada Juni lalu. Namun memang belum ada kemajuan signifikan dari proses tersebut.
Saat denuklirisasi berjalan lambat, AS justru mendeteksi adanya aktivitas di sebuah pabrik yang pernah digunakan Korut untuk membuat rudal ICBM. Rudal itu sempat digadang-gadang memiliki kemampuan untuk menjangkau daratan AS.
Citra satelit mata-mata AS menunjukkan adanya kesibukan dan hilir mudik kendaraan di fasilitas Sanumdong. Satu foto di antaranya memperlihatkan sebuah truk dan trailer tertutup yang pernah digunakan Korut untuk memindahkan ICBM-nya. Namun karena tertutup, AS tak dapat mengetahui apa yang dibawa truk dan trailer tersebut.
Baca juga, Bertemu Trump, Kim Jong-un: Senang Bertemu Tuan Presiden.
Nauert enggan mengomentari foto dan citra satelit itu. Ia hanya mengatakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan melakukan kunjungan ke Malaysia, Singapura, dan Indonesia pekan ini. Saat berada di Singapura, yakni pada 3-4 Agustus, Pompeo akan menghadiri pertemuan tingkat menteri negara anggota ASEAN.
Dalam pertemuan tersebut akan turut hadir pejabat-pejabat Korut. "Kami akan berada di beberapa pertemuan yang sama dengan pejabat Korut. Saya tentu saja tidak dapat menghalangi interaksi apa pun yang terjadi, tetapi kami tidak memiliki jadwal pertemuan," katanya.
Menurut Nauert, ketika mengunjungi Malaysia, Singapura, dan Indonesia, isu denuklirisasi Korut akan menjadi salah satu topik yang dibahas dengan menteri luar negeri masing-masing negara. Selain isu Korut, Pompeo juga akan membahas masalah keamanan regional, seperti sengketa di Laut Cina Selatan.