Jumat 03 Aug 2018 01:36 WIB

AS Disebut Tempat Paling Berbahaya untuk Melahirkan

Perempuan Afrika-Amerika tiga kali lebih mungkin meninggal.

Rep: dwina agustin/ Red: Muhammad Hafil
Pemerintah memberikan persalinan gratis/ilustrasi
Pemerintah memberikan persalinan gratis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Tingkat kematian ibu meningkat selama 30 tahun terakhir di Amerika Serikat. Dengan kondisi itu negara tersebut mendapatkan predikat sebagai tempat paling berbahaya untuk melahirkan di negara maju.

Laporan yang diungkapman pertama kali oleh USAToday, tingginya tingkat kematian sebagian besar karena kelalaian oleh rumah sakit, dokter dan perawat yang gagal melakukan pemeriksaan keamanan dasar. Memeriksa kehabisan darah setelah melahirkan dan pemantauan tekanan darah tinggi sering kali terabaikan.

Studi jangka panjang, yang dipimpin oleh Alison Young, mengikuti penelitian serupa yang dilakukan oleh ProPublica dan New York Times. Laporan itu menemukan, lebih dari 50 ribu wanita terluka parah saat melahirkan setiap tahun, dengan 700 wanita meninggal.

Meskipun ada kemajuan medis, ternyata itu tidak mendorong keselamatan wanita. Tingkat kematian perempuan sebelum, selama atau setelah melahirkan telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1990-an.

Satu kasus yang mendapatkan sorotan tinggi terjadi setelah persalinan Serena Williams. Bintang tenis itu bergegas ke C-section darurat untuk melahirkan putrinya Alexis Olympia, dan setelah kelahiran, batuk-batuk membuka kembali luka-lukanya. Dokter kemudian menemukan banyak gumpalan darah yang mengancam jiwa di dalam tubuhnya.

“Pada abad ke-21 di Amerika, di negara yang paling kuat di bumi, tidak ada wanita yang harus mati dari kehamilan dan kelahiran,”  Dekan senior di George Washington University School of Public Health dan mantan direktur Child Health Bureau, Michael Lu, dikutip dari People, Kamis (2/8).

Masalah tersebut muncul banyak terjadi pada perempuan dengan kulit berwarna dan latar sosial ekonomi rendah. Perempuan Afrika-Amerika tiga kali lebih mungkin meninggal karena kehamilan dan melahirkan dibandingkan perempuan kulit putih.

"Sebuah penelitian di New York City memperkirakan tingkat komplikasi yang mengancam jiwa akan turun setengahnya jika perempuan Afrika-Amerika melahirkan di rumah sakit yang sama dengan perempuan kulit putih," ujar Lu.

Banyak kisah dalam laporan USA Today yang menegaskan pernyataan data tersebut, di samping pengalaman Williams. Satu tempat di AS di mana angka kematian ibu belum tumbuh adalah California, negara telah mengidentifikasi masalah ini dengan perawatan rumah sakit dan membuat rencana untuk mengubahnya dengan  bundel keamanan.

“Bundel keamanan adalah praktik terbaik, protokol, peralatan, dan sumber daya lain yang dirancang untuk meningkatkan kualitas dan keamanan perawatan bersalin dengan meningkatkan 4 R: kesiapan, pengakuan, tanggapan, dan pelaporan,” kata Lu.

Lu dan rekan-rekan kerjanya mulai menggunakan "bundel keamanan" di rumah sakit di California. Antara 2006 hingga 2012, tingkat kematian ibu secara keseluruhan menurun sebesar 64 persen, dan 50 persen untuk ibu-ibu Amerika Afrika.

“Ini adalah keberhasilan awal yang kami lakukan di California yang membuat saya percaya ada sesuatu yang dapat kita lakukan tentang kematian ibu untuk seluruh negeri,” kata Lu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement