REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah serangan bom bunuh diri telah terjadi di salah satu masjid di Gardez, Paktia, Afghanistan, Jumat (3/8) siang ini. Setidaknya 25 orang menjadi korban tewas dan 40 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kepolisian setempat, belum mengetahui siapa pelaku penyerangan bom bunuh diri tersebut. Namun, sebelum shalat Jumat dimulai, diketahui ada dua orang mencurigakan yang menyelinap masuk ke dalam masjid tersebut. Saat itu ada sekitar 60 orang yang sedang bersiap shalat di dalamnya.
Masjid yang menjadi sasaran itu adalah Masjid Khawaja Hassan. Masjid ini diketahui sebagai masjid yang menjadi tempat beribadah kaum Islam Syiah. Kaum tersebut memang menjadi kaum minoritas dibandingkan kaum Sunni Afghanistan.
"Tim berhasil mengevakuasi 25 korban tewas dari lokasi ledakan, dan 40 orang dilarikan ke rumah sakit," ujar salah seorang Pejabat Pemerintahan Afghanistan, Abdullah Hazrat, yang kebetulan berada di lokasi saat terjadinya ledakan.
Kemudian, salah seorang saksi mengatakan seperti dikutip dalam laman Reuters, ledakan terjadi ketika shalat sedang berlangsung di dalam masjid. "Lalu ada lagi serangan kedua ketika masyarakat yang sedang melintas, mencoba datang untuk membantu," kata saksi mata yang tidak disebutkan namanya itu.
Kejadian ini sangat disayangkan, mengingat Afghanistan menjadi negara yang sejauh ini terus berusaha, untuk menghindari perselisihan antargolongan. Perselisihan antargolongan ini telah berhasil menghancurkan Irak. Namun, belakangan justru terjadi peningkatan penyerangan terhadap kaum minoritas seperti kaum Islam Syiah ini.
Meski kaum Islam Syiah disebut sebagai minoritas, tidak ada sensus yang dapat dengan pasti menghitung berapa sebenarnya anggota kaum ini di Afghanistan. Tetapi dapat diperkirakan sekitar 10 hingga 20 persen, dengan sebagian besar berasal dari kelompok etnis Hazara dan etnis yang berbahasa Persia.