Sabtu 04 Aug 2018 02:28 WIB

9 Pelaku Bom Ankara 2015 Divonis Penjara Seumur Hidup

Bom paling mematikan di Turki itu, ditargetkan untuk mengincar orang-orang pro-Kurdi

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Sedikitnya dua orang tewas dan 33 orang lainnya terluka dalam serangan bom mobil yang ditargetkan untuk gedung kantor Gubernur Provinsi Adana, di Turki selatan pada Kamis (24/11).
Foto: AP
Sedikitnya dua orang tewas dan 33 orang lainnya terluka dalam serangan bom mobil yang ditargetkan untuk gedung kantor Gubernur Provinsi Adana, di Turki selatan pada Kamis (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengadilan Turki memvonis sembilan tersangka pengeboman Ankara 2015. Perstiwa ini telah menewaskan 100 orang dengan adanya dua ledakan, Mereka divonis penjara seumur hidup. Adapun sidang vonis itu dilakukan pada hari ini, Jumat (3/8).

Bom paling mematikan di Turki itu, rupanya ditargetkan untuk mengincar orang-orang pro-Kurdi dan para aktivis buruh. Saat itu, mereka semua (orang-orang pro-Kurdi dan para aktivis buruh) sebenarnya sedang berkumpul dan berada di luar stasiun kereta api Ankara.

Akibat kejadian tersebut, setidaknya ada 36 terduga pelaku yang berasal dari pendukung negara Islam, telah dimintai keterangan. Dan beberapa di antaranya memang memiliki track record sebagai pembunuh, anggota salah satu kelompok teroris, atau anggota pemberontakan pemerintah.

Dilansir dari laman Reuters, serangan bom Ankara 2015 itu bermula pada saat 20 hari sebelumnya, anggota NATO Turki berusaha mengambil simpati masyarakat secara sengit sebelum Pemilu. Karena itu, akhirnya meningkatkan ketegangan antara kubu petahana dan kubu oposisi di antara Kelompok Kurdi (kelompok minoritas terbesar di Turki).

Kesaksian persidangan awal yang digelar pada 2016 lalu, menyoroti kelemahan pada keamanan di wilayah perbatasan. Dimana di wilayah tersebut merupakan wilayah yang menjadi basis belakang bagi para pelaku 'jihad'.

Tragisnya, sejak terjadinya bom Ankara 2015 itu, serangan lainnya mulai ikut bermunculan. Pertama adalah serangan bom di Bandara Istanbul pada Juni 2016 yang menewaskan 47 orang, dan kedua adalah serangan bom di sebuah pernikahan Suku Kurdi di Gaziantep bagian Selatan pada Agustus 2016 yang menewaskan 57 orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement