Ahad 05 Aug 2018 10:17 WIB

Presiden Maduro Selamat dari Serangan Drone

Sebanyak tujuh anggota Garda Nasional terluka.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Foto: Reuters
Presiden Venezuela Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS --  Pesawat nir-awak (drone) meledak di dekat sebuah acara militer saat Presiden Venezuela Nicolas Maduro tengah menyampaikan pidato pada Sabtu (4/8). Sang presiden dan sejumlah pejabat senior yang mendampinginya berhasil selamat tanpa terluka. 

"Ini serangan dengan target Maduro," kata Menteri Informasi Jorge Rodriguez. 

Sebanyak tujuh anggota Garda Nasional terluka akibat insiden itu. Seorang warga Venezuela yang berada di dekat acara di Caracas tersebut mengaku telah mendengar dua ledakan.

Sementara itu sejumlah foto yang beredar di media sosial menunjukkan para pengawal pribadi Maduro sedang melindungi presiden dengan papan hitam anti-peluru. Sebuah foto lain menggambarkan seorang tentara yang mengalami luka berdarah di bagian kepala saat diangkut oleh koleganya.

Maduro adalah seorang mantan supir bus yang menggantikan pemimpin kharismatik Presiden Hugo Chavez saat meninggal pada 2013 lalu. Pada Mei lalu ia baru saja memenangi pemilihan umum untuk menjadi penguasa Venezuela selama enam tahun ke depan.

Sejumlah pejabat pemerintahan Venezuela mengecam serangan yang disebut dilakukan oleh teroris itu. Pidato Maduro dalam acara angkatan bersenjata yang disiarkan televisi berhenti tiba-tiba. Sementara para tentara terlihat melarikan diri sesaat sebelum siaran dihentikan.

Baca juga,  Maduro Tuding AS Terlibat dalam Pemberontakan Venezuela.

Saat Maduro membicarakan soal perekonomian Venezuela, suara televisi tiba-tiba hilang. Dia dan beberapa orang di podium nampak mendongak ke atas sambil ketakutan. Kamera kemudian beralih ke arah tentara yang mulai berlarian.

Venezuela adalah negara yang tengah menderita krisis ekonomi selama lima tahun terakhir sehingga menyebabkan bencana kelaparan, lonjakan inflasi ribuan persen, dan gelombang emigrasi massal.

Venezuela yang dulu sempat menikmati perekonomian sosialis dengan topangan produksi minyak besar, tumbang sejak 2014 akibat jatuhnya harga minyak dunia.

Sebagai seorang yang menyebut diri sebagai 'anak' Chavez, Maduro mengaku tengah memerangi konspirasi para imperialis yang ingin menghancurkan sosialisme dan merampok minyak Venezuela. Namun para musuh politiknya menuding sang presiden sebagai seorang otoriter yang menghancurkan negara makmur.

Pada tahun lalu, seorang polisi Oscar Perez membajak sebuah helikopter dan menembakkan senjata api ke sejumlah gedung pemerintahan untuk melawan apa yang dia sebut sebagai diktator. Perez kemudian tewas oleh pasukan pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement