REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Presiden Bolivia Evo Morales mengutuk percobaan pembunuhan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Ia menuding Amerika Serikat (AS) dan sekutu sebagai dalang di balik serangan terhadap Maduro.
"Kami dengan penuh semangat mengutuk agresi baru ini dan serangan pengecut terhadap Presiden Nicolas Maduro dan negara Bolivar," kata Morales melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad (5/8) seperti dikutip laman Sputnik.
Ia menuduh AS sebagai otak penyerangan Maduro. "Setelah kegagalan upaya mereka menggulingkannya secara demokratis, ekonomi, politik, dan militer, sekarang kekaisaran (AS) dan pelayannya telah mengancam hidupnya (Maduro)," ujarnya.
Baca juga, Presiden Maduro Selamat dari Serangan Drone.
Morales menilai percobaan pembunuhan terhadap Maduro merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Insiden itu sekaligus memperlihatkan keputusasaan AS yang masih berupaya menggulingkan Maduro.
Insiden penyerangan terhadap Maduro terjadi ketika dirinya menghadiri acara ulang tahun tentara nasional Venezuela ke-81 di Caracas. Saat tengah berpidato, tiba-tiba dua pesawat nirawak yang dilengkapi peledak meledak di dekatnya.
"Sebuah objek terbang meledak di dekat saya, sebuah ledakan besar. Beberapa detik kemudian ada ledakan kedua," kata Maduro setelah dievakuasi dari lokasi kejadian, dikutip laman BBC.
Sebanyak tujuh tentara terluka akibat serangan tersebut. Otoritas keamanan Venezuela telah menangkap beberapa orang yang diduga terlibat dalam rencana penyerangan.
Maduro menuding negara tetangga, yakni Kolombia, sebagai otak penyerangan terhadap dirinya. Ia bahkan langsung menunjuk Presiden Kolombia Juan Manuel Santos sebagai aktor di balik serangan terhadapnya. Pemerintah Kolombia segera membantah tuduhan Maduro. Mereka menyebut tudingan itu sama sekali tak berdasar.
Sementara Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez menuding oposisi sayap kanan di negaranya yang merencanakan serangan terhadap Maduro. "Setelah kehilangan suara, mereka gagal lagi," kata Rodriguez mengacu pada kontestasi pilpres Venezuela yang kembali dimenangkan Maduro.