REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menilai dana yang disiapkan Amerika Serikat (AS) untuk investasi di kawasan Indo-Pasifik terlalu kecil. Ia mengatakan, AS seharusnya dapat menanamkan dana yang lebih besar.
Hal tersebut diungkapkan Wang seusai menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN di Singapura. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang turut menghadiri acara tersebut memang mengumumkan, negaranya telah menyiapkan dana sebesar 300 juta dolar AS untuk kerja sama keamanan di Indo-Pasifik dan 113 juta dolar AS untuk prakarsa ekonomi.
Wang mengaku agak terkejut ketika mengetahui AS hanya menyiapkan dana sebesar 113 juta dolar AS untuk prakarsa ekonomi. Hal ini mengingat AS adalah negara yang digdaya secara ekonomi dengan total GDP (Gross Domestic Product/Produk Domestik Bruto) mencapai 16 triliun dolar AS.
"Ketika saya pertama kali mendengar tentang 113 juta dolar AS, saya pikir saya salah dengar. Saya pikir dana tersebut seharusnya setidaknya 10 kali jumlah itu untuk kekuatan super dengan GDP seperti itu," kata Wang, dikutip laman the Nation, Ahad (5/8).
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo.
Kendati demikian, Wang menyatakan Cina siap membantu AS, khususnya dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. "Cina, sebagai negara berkembang, melakukan apa yang bisa dilakukan. Bila AS ingin, kami siap bekerja dengannya untuk tujuan yang sama, meningkatkan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan regional," ujar Wang.
Saat berada di Singapura, Pompeo mengatakan Indo-Pasifik telah menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ia mengungkapkan strategi AS dalam bidang ekonomi adalah menjalin kemitraan, bukan dominasi.
Baca juga: AS Ingin Bendung Pengaruh Cina di Asia Tenggara
Pernyataannya itu diduga menyinggung pengaruh Cina yang semakin besar di kawasan Indo-Pasifik. "Dengan demikian, kami tidak pernah dan tidak akan pernah mencari dominasi di Indo-Pasifik, dan kami akan menentang negara mana pun yang melakukannya," ujarnya.
Kemudian terkait dana sebesar 113 juta dolar AS, Pompeo mengatakan dana itu akan disalurkan ke bidang infrastruktur, teknologi, dan energi. "Dana ini hanya mewakili pembayaran uang muka pada era baru dalam komitmen ekonomi AS untuk perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik," katanya.
Para pejabat AS mengatakan strategi AS tidak bertujuan untuk bersaing secara langsung dengan proyek China's Belt and Road Initiative. Proyek pembangunan infrastruktur senilai satu triliun dolar AS itu melibatkan puluhan negara, mencakup Asia, Afrika, dan Eropa. AS lebih condong untuk menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dengan mendorong investasi di sektor swasta.