Senin 06 Aug 2018 07:03 WIB

Saudi dan Iran Dilaporkan Kembali Jalani Hubungan Diplomatik

Saudi disebut setuju untuk menerima diplomat Iran.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Saudi vs Iran.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Saudi vs Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi dilaporkan setuju untuk menerima seorang diplomat Iran yang akan mewakili kepentingan Teheran di kerajaan itu.

Kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan pada Ahad (5/8), Arab Saudi telah setuju untuk memberikan visa kepada diplomat Iran. Para pengamat melihat ini sebagai langkah diplomatik positif dalam hubungan Tehran-Riyadh.

Kantor diplomat itu diharapkan akan didirikan dalam misi diplomatik Swiss di Arab Saudi, berdasarkan perjanjian yang ditandatangani di  2017. Tidak ada reaksi resmi dari Saudi terhadap laporan media Iran ini.

Riyadh memutuskan hubungan diplomatik menyusul demonstran di Iran menyerbu Kedutaan Besar Saudi di Teheran setelah eksekusi ulama Syiah di Arab Saudi pada Januari 2016.

Kedua negara menyetujui penawaran kebijakan umum di Swiss. Swiss bertindak sebagai saluran diplomatik antara kedua negara.

Baca juga, Arab Saudi Tunjukkan Bukti Keterlibatan Iran.

Dalam wawancara yang dipublikasikan di  web Kementerian Luar Negeri Iran, juru bicara kementerian mengatakan ada terobosan dalam hubungan antara Saudi dan Iran yang merupakan  rival regional.

"Hingga dua pekan yang lalu, tidak ada visa yang dikeluarkan untuk nama-nama yang kami ajukan sejak lama. Tetapi dalam satu atau dua pekan terakhir, telah ada terobosan dan saya pikir ada indikasi bahwa kantor untuk perlindungan kepentingan akan dibuka," kata juru bicara Bahram Qasemi.

Baca juga, AS Ingin Menghapus Iran dari Pasar Minyak Dunia.

Ketegangan antara kedua negara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Arab Saudi dan Iran mendukung pihak yang berseberangan dalam perang di Suriah dan Yaman, Keduanya juga bersaing merebut pengaruh di Irak dan Lebanon.

Arab Saudi juga menyambut baik keputusan Presiden Donald Trump pada Mei lalu yang menarik diri dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran. Dengan kebijakan itu, AS  menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement