Selasa 07 Aug 2018 03:29 WIB

Beda dengan AS, Eropa akan Tetap Berhubungan dengan iran

Eropa menghormati perjanjian internasional yang telah disepakati.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Tuntutan baru AS atas kesepakatan nuklir Iran
Foto: republika
Tuntutan baru AS atas kesepakatan nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sejumlah diplomat Eropa menyatakan, negara di kawasan akan melanjutkan kesepakatan nuklir multinasional dengan Iran. Hal itu bertolak belakang dari langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menandatangani perintah eksekutif terhadap Tehran beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir di Aljazirah pada Senin (6/8), dalam pernyataan bersama, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dan Menteri Luar Negeri Prancis, Jerman, dan Inggris menyatakan akan mempertahankan hubungan dengan Iran. Mereka juga memastikan ekspor minyak dan gas negara tersebut terus berlanjut.

“Kami sangat menyesalkan pengenaan sanksi oleh AS, karena penarikan terakhir dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA),” kata Mogherini.

Ia menjelaskan Eropa berangapan mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran adalah bagian dari upaya menghormati perjanjian dan masalah keamanan internasional. Dalam pernyataan pada Senin (6/8), Gedung Putih mengatakan sanksi pertama terhadap Iran akan diberlakukan pada 7 Agustus. Kemudian, sanksi kedua berlaku pada 5 November 2018.

“Presiden Trump akan terus bertahan terhadap agresi rezim Iran. Amerika Serikat akan sepenuhnya menegakkan sanksi,” tulis pernyataan Gedung Putih.

Baca juga, AS Ingin Menghapus Iran dari Pasar Minyak Dunia.

Selain itu, Gedung Putih juga memperingatkan terhadap negara yang tidak sependapat dengan sanksi AS, berisiko mendapat konsekuensi berat.

Presiden Iran Hassan Rouhani diperkirakan segara menyampaikan pidato pada Senin malam menanggapi keputusan Trump. Di bawah kesepakatan terobosan 2015 di Wina, Pemerintah Iran sepakat mengurangi persediaan uranium dan program pengayaannya jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk membangun senjata nuklir. Iran juga setuju selalu menginformasikan pada PBB terait perkembangan membangun fasilitas nuklir baru.

Sebagai gantinya, PBB mencabut sanksinya pada Januari 2016 lalu. PBB juga mengizinkan Tehran melanjutkan perdagangan minyak dan gas di pasar internasional. Sebanyak 100 miliar dolar AS dalam aset Iran yang dibekukan juga telah "bebas."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement