Rabu 08 Aug 2018 04:45 WIB

Angsa dan Soang di London Mati karena Gelombang Panas

Unggas itu mati karena racun botulinum.

Putri Anne melihat angsa dan anak angsa saat tradisi 'swan upping' atau sensus populasi angsa di Sungai Thames, London, (17/7).
Foto: AP
Putri Anne melihat angsa dan anak angsa saat tradisi 'swan upping' atau sensus populasi angsa di Sungai Thames, London, (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Puluhan angsa dan soang telah mati di London akibat wabah botulisme unggas karena gelombang panas, demikian laporan pers lokal pada Senin (6/8).

Tempat Perlindungan Angsa di Shepperton merawat sebanyak 300 burung air, banyak di antaranya menderita penyakit mematikan tersebut dan sebagian besar diselamatkan dari kolam serta danau di London. Shepperton berada sekitar 25 kilometer di sebelah barat-daya London Tengah.

Udara sangat panas berarti tersedia lebih sedikit oksigen di air sehingga menjadi lahan perkembangbiakan yang sempurna bagi racun botulinum. Burung yang terpengaruh tak bisa menggunakan kaki mereka atau terbang, dan otot tengkuk hewan itu bisa lumpuh. Mereka biasanya mati akibat kegagalan pernafasan atau mati tenggelam.

Dorothy Beeston, pendiri Tempat Perlindungan Angsa, mengatakan kepada harian yang berpusat di London, Evening Standard mengatakan dalam tiga atau empat pekan terakhir, mereka telah menyaksikan lonjakan besar jumlah burung yang dibawa ke rumah sakit karena terserang botulisme. "Ada puluhan telepon setiap pekan, jumlah yang mengerikan. Cuaca panas seringkali menyebabkan penyebaran wabah dan ini adalah yang paling buruk yang pernah saya saksikan dalam 39 tahun setelah kami berdiri," kata Beeston.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement