Jumat 10 Aug 2018 07:35 WIB

Uni Emirat Arab Hentikan Impor Unggas dari Malaysia

90 persen makanan Uni Emirat Arab diimpor.

Ilustrasi flu burung.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirat Arab (UEA) mengeluarkan larangan impor unggas hidup dari Sabah dan Sarawak, Malaysia. Hal ini dilakukan setelah munculnya wabah flu burung di negara bagian di timur itu.

Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA mengatakan pihaknya untuk sementara melarang impor semua jenis unggas, baik jinak maupun liar, burung hiasan, anak ayam dan telur penetas dari Malaysia timur. Kementerian itu juga melarang impor daging unggas serta produk tanpa pemanasan dan telur dari negara bagian Sabah. 

Kementerian itu mengatakan mengambil langkah tersebut setelah menerima pemberitahuan pada 6 Agustus dari Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan soal kemunculan kasus flu burung H5N1. Penemuan penyakit yang sangat mudah menular itu dilaporkan di peternakan di Malaysia Timur.

Sheikh Majid Sultan Al Qassimi, asisten sekretaris urusan sektor keragaman makanan pada Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UAE, mengatakan kementeriannya berharap dapat menjamin kesehatan dan keamanan unggas UEA, selain melindungi kesehatan masyarakat.

UEA mengimpor 90 persen makanannya, kata Kementerian Perekonomian UEA. Hal ini yang mendorong pemerintah UEA teliti soal makanan.

Namun, produk unggas yang ditangani dengan pemanasan, termasuk daging dan telur, sudah diizinkan masuk dari seluruh wilayah Malaysia. Sampel produk-produk makanan impor telah dikirimkan ke berbagai laboratorium untuk diperiksa guna memastikan bahwa produk makanan aman untuk dimakan, menurut laporan media setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement