Ahad 12 Aug 2018 03:19 WIB

Erdogan Kecam Kebijakan Tarif Trump

Sebelumnya, kedua pemerintahan telah berselisih mengenai berbagai topik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Israr Itah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: PA-EFE/KAYHAN OZER
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, UNYE -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keputusan pemerintah Amerika Serikat yang memasang tarif impor logam atas negaranya. Menurut Erdogan, kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump sehari sebelumnya itu akan memperburuk hubungan kedua negara anggota NATO tersebut.

"Anda tidak bisa membawa bangsa ini dengan bahasa ancaman," kata Erdogan kepada kerumunan pendukungnya di kota Unye, Turki seperti dilansir Reuters, Sabtu (11/8). 

Sebelumnya, kedua pemerintahan telah berselisih mengenai berbagai topik. Mulai dari berbagai kepentingan di Suriah, ambisi Turki untuk membeli sistem pertahanan Rusia, dan kasus pendeta evangelis Andrew Brunson, yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme.

Setelah hampir 20 bulan di penjara Turki, Brunson dipindahkan ke rumah tahanan pada bulan Juli oleh pengadilan. Sejak itu Trump dan wakil presidennya Mike Pence telah berulang kali menyerukan pembebasannya. Namun pemerintah Ankara mengatakan keputusan tersebut tergantung pada pengadilan.

Washington menanggapinya dengan memberikan sanksi kepada dua menteri Turki. Pada Jumat (10/8), Trump mengumumkan tarif pada impor baja dan aluminium dari Turki, ia menegaskan bahwa hubungan dengan Ankara sedang tidak baik pada saat ini.

Kebijakan ekonomi yang diterapkan negeri adidaya tersebut, semakin memperburuk kondisi perekonomian Turki. Mata uang Turki, Lira, telah kehilangan sepertiga nilainya tahun ini disebabkan oleh kekhawatiran tentang kendali ekonomi Erdogan yang lebih luas. Sehingga sanksi ekonomi semakin membuat Lira jatuh lebih jauh ke rekor terendah baru, pada satu titik kehilangan 18 persen, penurunan terbesar sejak 2001.

Sebuah pertemuan untuk membicarakan pendekatan ekonomi baru oleh menteri keuangan Turki Berat Albayrak tidak banyak memberikan dukungan untuk lira. Mata uang ini jatuh bebas karena para investor mencari langkah-langkah konkret seperti kenaikan suku bunga untuk memulihkan kepercayaan.

Erdogan juga menyerukan kepada bangsanya untuk membantu mendukung lira untuk memenangkan apa yang dia gambarkan sebagai perang kemerdekaan.

“Jika ada dolar di bawah bantal Anda, keluarkan. Jika ada euro, keluarkan. Segera berikan (mata uang tersebut) ke bank dan tukar ke lira Turki. Dengan melakukan ini, kita berjuang dalam perang kemerdekaan dan masa depan ini. Karena ini adalah bahasa yang mereka pahami,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement