REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) telah meminta Arab Saudi untuk menjelaskan penangkapan dan tuduhan yang dihadapi aktivis hak asasi manusia perempuan. UE mengatakan para tahanan harus menjalani proses hukum agar dapat membela diri.
Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir telah menahan beberapa aktivis hak perempuan. Beberapa di antaranya telah berkampanye untuk hak mengendarai dan mengakhiri sistem perwalian laki-laki kerajaan.
Penahanan itu telah memicu pertikaian diplomatik besar dengan Kanada. Kanada menuntut pembebasan segera para aktivis yang dipenjara.
Komisi Eropa, eksekutif UE, mengaku telah menghubungi Arab Saudi untuk menanyakan masalah penangkapan itu. "Uni Eropa telah terlibat secara konstruktif dengan pihak berwenang Saudi untuk mengklarifikasi mengenai keadaan penangkapan para pembela HAM perempuan di Arab Saudi, khususnya berkaitan dengan tuduhan spesifik yang diajukan terhadap mereka," kata juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini.
Ia mengatakan UE menekankan perlunya peran para pembela hak asasi manusia dan kelompok-kelompok masyarakat sipil dalam proses reformasi yang sedang dilakukan Kerajaan. UE juga menilai pentingnya menghormati aturan-aturan proses hukum bagi pihak yang ditangkap.
Sebelumnya pada Sabtu, Mogherini telah berkomunikasu dengan Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland di telepon. Kedua belah pihak menyetujui untuk mengintensifkan kerjasama mereka dalam hak asasi manusia serta bidang lainnya.