Ahad 12 Aug 2018 10:00 WIB

Pasukan Afghanistan Kuasai Ghazni dari Taliban

Taliban dilaporkan memasuki Ghazni pada Kamis (9/8) malam.

Rep: Puti Almas/ Red: Andri Saubani
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).
Foto: AP Photo/Rahmat Gal
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, GHAZNI — Pasukan keamanan Afghanistan melaporkan telah menguasai Ghazni, kota di wilayah Timur negara itu yang sempat hampir dikuasai oleh Taliban. Sebelumnya, sejumlah serangan dari kelompok militan tersebut beberapa kali diluncurkan di sana.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish mengatakan pasukan tambahan juga telah dikerahkan untuk memerangi Taliban di Ghazni. Pasukan keamanan mengklaim sejumlah anggota kelompok tersebut telah ditangkap dan tidak lagi memegang kendali apapun di kota tersebut.

“Situasinya sepenuhnya terkendali, kota ini tak akan jatuh kepada Taliban,” ujar Danish dalam sebuah konferensi pers dilansir Al Araby, Ahad (12/8).

Seorang juru bicara pasukan Amerika Serika (AS) di Afghanistan, Martin O’Donnell juga mengatakan situasi Ghazni, saat kota itu dilanda pertempuran. Bentrokan antara pasukan keamanan dan anggota Taliban terjadi cukup sengit, namun dapat dikendalikan.

“Faktanya tetap bahwa Taliban tak dapat merebut kota ini dan mengalahkan pasukan keamanan,” ujar O’Donnell.

Taliban dilaporkan memasuki Ghazni pada Kamis (9/8) malam lalu, melalui beberapa jalur di kota tersebut. Kelompok tersebut kemudian mulai meluncurkan serangan di sejumlah kantor media dan merusak menara telekomunikasi yang membuat layanan seluler tak dapat digunakan oleh orang-orang di sana.

Sejumlah laporan mengatakan sedikitnya 25 pasukan keamanan Afghanistan tewas dalam pertempuran di Ghazni. Sementara, di sisi Taliban ada 150 anggota kelompok tersebut yang kehilangan nyawa.

Awal bulan ini, PBB juga merilis laporan yang menunjukkan jumlah warga sipil di Afghanistan yang tewas selama enam bulan terakhir di 2018. Tercatat ada 1.692 orang kehilangan nyawa, yang menjadi jumlah tertinggi meski gencatan senjata sempat dilakukan pasukan keamanan dan Taliban di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement