Senin 13 Aug 2018 04:23 WIB

NASA Sukses Luncurkan Satelit Parker ke Matahari

Satelit Parker Solar Probe lepas landas dari Cape Canaveral pada Ahad (12/8).

Rep: Christiyaningsih/ Red: Bayu Hermawan
NASA
Foto: nasa.gov
NASA

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE CANAVERAL -- NASA mengukir sejarah lewat keberhasilannya meluncurkan satelit ke matahari untuk misi penelitian. Satelit yang diberi nama Parker Solar Probe itu lepas landas dari stasiun angkatan udara Cape Canaveral pada Ahad (12/8), pukul 03.12 waktu setempat.

"Ini sungguh perilisan yang mulus. Satelit lepas landas sebagaimana mestinya," tulis associate administrator untuk Direktorat Misi Sains NASA, Dr. Thomas Zurbuchen di akun Twitternya.

"Segalanya benar-benar berjalan seperti yang kami pikirkan, sesuai dengan panduan buku," imbuhnya.

Dibawa oleh roket United Launch Alliance Delta IV Heavy, satelit Parker bertolak dari Space Launch Complex 37 di Cape Canaveral. Awalnya satelit Parker dijadwalkan dirilis pada Sabtu (11/8) namun pada detik-detik terakhir terjadi masalah teknis sehingga ditunda sehari.

Dilansir dari Fox News, satelit Parker diperkirakan mencapai matahari pada November mendatang. Misi yang menelan biaya 1,5 miliar dolar AS ini akan semakin memperkaya  pemahaman manusia terhadap matahari. Parker akan menjadi satelit pertama yang menembus korona, lapisan terluar dari atmosfer matahari.

Parker akan menerobos suhu yang sangat panas dan radiasi dalam perjalanannya sepanjang 3,8 juta mil menuju permukaan matahari. Jika berhasil, satelit ini akan mencatatkan jarak tujuh kali lebih dekat darilada Helios 2. Helios 2 adalah kendaraan antariksa yang berhasil menjangkau jarak 27 juta mil dari permukaan matahari pada 1976 silam. Berdasarkan data NASA, total jarak rata-rata antara bumi dan matahari mencapai 93 juta mil.

Demi menuntaskan misi yang diembannya, satelit yang namanya diambil dari peneliti matahari Eugene Parker tersebut harus bisa bertahan pada temperatur 2.500 derajat Fahrenheit. Oleh karena itu, satelit dilindungi dengan pelindung spesial setebal 4,5 inci berbahan karbon komposit. Dengan demikian, bagian dalam satelit tetap terjaga dalam suhu ruang untuk menunjang pengoperasian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement