Rabu 15 Aug 2018 20:10 WIB

Taliban Tutup Akses Aman Bagi Palang Merah Internasional

ICRC dinilai gagal memenuhi kewajiban untuk membantu tahanan Taliban.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Kelompok Taliban.
Foto: Reuters
Kelompok Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban menarik dukungan mereka untuk memberikan akses aman bagi relawan palang merah internasional (ICRC) yang bekerja di Afghanistan. Hal itu dilakukan setelah kelompok kemanusiaan itu gagal untuk memenuhi kewajiban mereka untuk membantu tahanan Taliban yang berada di penjara di Kabul.

Seperti diwartakan BBC, Rabu (15/8), sejak tahun lalu ICRC mulai mengurangi aktivitas mereka di Afghanistan menyusul tewasnya tujuh staf mereka. ICRC bertugas untuk memonitor kondisi penahanan dan memberikan bantuan medis.

Juru Bicara ICRC Andrea Catta mengatakan, pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan kelompok bersenjata itu guna menemukan solusi dari ketidaksepahaman tersebut. Dia mengatakan, jalan keluar dari permasalahan itu dibutuhkan agar operasional ICRC di Afghanistan dapat terus berjalan.

ICRC mengobati semua pihak yang mnegalami luka akibat perang tanpa pandang bulu. Mereka mulai beroperasi di kawasan yang dikuasai Taliban setelah mendapatkan jaminan akses yang aman sambil memulangkan jasad anggota kelompok yang tewas dari semua pihak mulai dari oposisi hingga pasukan pemerintah.

Dalam pernyataan resmi, Taliban mengatakan banyak dari anggota mereka yang ditahan di penjara Pul-e-Charkhi berada dalam kondisi kesehatan yang buruk. Taliban menyerahkan tanggung jawab kesehatan mereka kepada ICRC. Para tahanan menderita kelaparan dan meminta perbaikan kondisi penjara secara keseluruhan.

ICRC telah beroperasi selama 30 tahun di Afghanistan. Mereka memiliki lebih dari 1.000 tenaga kerja di negara tersebut.

Selain itu, Taliban sedang mempertimbangkan gencatan senjata di Afghanistan selama hari libur Idul Adha pekan depan. Waktu gencatan senjata akan dipertimbangkan dari empat hari hingga sepekan.

Dua pejabat senior Afghanistan  mengatakan saat ini belum ada keputusan yang dibuat. Tetapi para pemimpin senior akan bertemu pada Selasa malam atau Rabu (15/8) untuk membahas opsi gencatan senjata.

Opsi tersebut didorong oleh beberapa negara Muslim dan pihak lain yang memiliki hubungan baik dengan Taliban. Taliban mengaku memiliki banyak sekutu yang tersebar di seluruh dunia.

Jika disetujui, gencatan senjata akan diumumkan di provinsi Ghazni, di mana Taliban  menguasai sebagian besar distrik di sekitar ibu kota provinsi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement