REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Indonesia mengatakan, peningkatan kerja sama ekonomi RI-Iran mendukung laju pertumbuhan masing-masing negara. Hal ini sebagaimana diungkapkan Duta Besar RI untuk Iran, Octavino Alimudin pada resepsi diplomatik, Ahad (19/8) malam waktu setempat.
Octavino mengatakan, peningkatan ekonomi didapatkan antara lain melalui kerja sama perdagangan dan tarif. Dia melanjutkan kerja sama dalam bidang obat-obatan, industri serta sekor lainnya juga mendukung peningkatan ekonomi tersebut.
"Serta dengan mengeliminasi hambatan-hambatan dan mengubahnya menjadi tantangan," kata Octavino Alimudin dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (20/8).
Sementara, Indonesia menduduki peringkat ke-11 dari 20 negara besar tujuan ekspor Iran terutama produk non migas. Kedua negara saling bertukar komoditi ekspor di bidang migas, pertambangan, produk pertanian dan industri seperti makanan dan minuman.
Berbagai hambatan di bidang ekonomi dan perdagangan pada kenyataannya memberikan tantangan tersendiri terutama bagi kapabilitas kedua negara. Oleh karena itu kedua Negara harus bahu membahu mendukung satu sama lainnya melalui penguatan capacity building termasuk transfer teknologi.
Dubes Octaviano Alimudin saat menerima tamu undangan pada resepsi diplomatik di Parsian Evin Hotel,Tehran baru-baru ini..
Di bidang ekonomi selama setahun terkahir hubungan kerjasama kedua RI-Iran tidak dipengaruhi kondisi internal maupun eksternal Iran. Terbukti baru-baru ini telah ditandatangani kerjasama di bidang audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dengan Supreme Audit Court (SAC) Iran serta pengawasan makanan dan obat-obatan antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dengan Iran Food and Drug Administration (IFDA).
Hadir dalam resepsi tersebut, selain para pejabat tinggi Iran, Dubes dan pejabat perwakilan asing di Tehran serta para stakeholder lainnya, termasuk para pelaku usaha.