Selasa 21 Aug 2018 02:20 WIB

Paus Tuntut Pertanggungjawaban Para Uskup

Sejumlah gereja Khatolik di dunia sedang diterpa kasus pelecehan seksual

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Paus fransiskus
Paus fransiskus

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY -- Pemimpin tertinggi Kristen Khatolik Roma, Paus Fransiskus akhirnya mengeluarkan surat mengutuk kasus kejahatan seksual terhadap anak oleh para pendeta yang selama ini ditutup-tutupi. Paus menuntut pertanggungjawaban para uskup, mengakhiri budaya merahasiakan aib lama Vatikan ini.

Paus Fransiskus memohon maaf atas derita yang dirasakan para keluarga dan korban. Ia meminta umat Khatolik di seluruh dunia harus terlibat membasmi segala upaya pelecehan seksual di lingkungan gereja dan upaya untuk menutup-nutupinya.

"Dengan rasa malu dan pertobatan, kami mengakui sebagai komunitas gerejawi bahwa kami tidak berada di tempat yang seharusnya, bahwa kami tidak bertindak tepat waktu, menyadari besarnya dan berat kerusakan yang terjadi pada begitu banyak kehidupan," tulis Paus Francis dalam suratnya.

"Kami diperlihatkan seolah tidak peduli dengan anak-anak kecil; dan kami meninggalkan mereka," katanya melanjutkan, dilansir dari Associated Press, Senin (20/8).

Vatikan mengeluarkan surat tiga halaman menjelang perjalanan Francis akhir pekan ini ke Irlandia. Di negara yang dulu dikenal mayoritas beragama Katolik Roma ini, kredibilitas gerejanya telah hancur selama bertahun-tahun.

Ini dikarenakan kasus perkosaan dan pencabulan anak-anak yang dilakukan oleh para pemimpin gereja disana. Kondisi ini diperparah denganupaya menutup-nutupi kasus tersebut.

Akibat dari upaya Vatikan terus menutup-nutupi aib ini, umat Khatolik di berbagai belahan negara seperti AS dan Irlandia mengecam keras dan marah terhadap Vatikan dan Paus Fransiskus. Belum selesai perhatian kasus pelecehan seks oleh pendeta Khatolik di Irlandia, persoalan baru muncul dari mantan Uskup Agung Washington, Theodore McCarrick yang dituduh juga telah melecehkan anak dibawah umur.

Laporan dari Grand Jury di Pennsylvania sebulan lalu bahkan menyebutkan setidaknya telah ada 1000 anak menjdi korban seksual dari 300an pendeta selama kurang lebih 70 tahun terakhir. Fatalnya otoritas tertinggi Khatolik di AS gagal menindak tegas, dan cenderung melindungi oknum pendeta tersebut.

Surat Paus Fransiskus tersebut salah satunya merujuk pada laporan dari Pennsylvania, dengan menggunakan tujuh bahasa. Dalam surat tersebut Paus Fransiskus menekankan tidak akan ada upaya untuk memohon ampun bagi pelaku, dan ia berjanji kejadian serupa tidak akan pernah terulang.

Sayangnya Paus Fransiskus tidak memberikan tindakan konkret yang tegas, apa yang akan didapat bagi Uskup yang menutup-nutupi kasus pelecehan seksual anak ini. "Kata-kata yang tergambar saat ini penghinaan dan rasa sakit terdalam," kata kelompok penelitian, Bishop Accountability, Anne Barrett Doyle dalam rilisnya, Senin (20/8).

Anne merilis sebuah database pelaku pelecehan seksual anak dari para pendeta Irlandia yang dipercaya terkait. Menurut Anne, apa yang harus dilakukan Paus Fransis untuk melindungi anak-anak saat ini, adalah tindakan tegas Vatikan. Diantaranya mengeluarkan nama-nama semua pendeta yang telah divonis di bawah hukum kanonik melakukan pedofilia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement