REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin milisi ISIS di Afghanistan, Abu Saad Erhabi tewas dalam serangan di tempat persembunyian kelompok militan ISIS di provinsi Nangarhar pada Sabtu (25/8) yang dilaporkan media setempat pada Ahad (26/8) waktu setempat. Sebanyak 10 anggota ISIS liannya turut tewas dalam serangan tersebut.
Direktorat Keamanan Nasional di Kabul mengatakan, militer Afghanistan dibantu asing, Amerika Serikat (AS) mengencangkan operasi gabungan darat dan udara di tempat persembunyian Abu Saad Erhabi. Dalam serangan itu, militer Afghanistan tidak hanya menewaskan pemimpin ISIS dan 10 anggotanya, mereka juga mengamankan sejumlah besar senjata berat dan ringan serta amunisi yang kemudian dihancurkan.
Seperti dikutip Reuters, Juru bicara pasukan AS di Afghanistan Letnan Kolonel Martin O'Donnel mengatakan, AS benar melakukan serangan di Afghanistan pada Sabtu terhadap seseorang yang dituju yakni pemimpinnya.
Sementara kantor berita ISIS, Amaq belum memberikan keterangan maupun komentar mengenai tewasnya pemimpin ISIS tersebut. NATO selaku pihak yang melatih dan memberikan saran kepada pasukan Afghanistan juga belum berkomentar terkait kejadian ini.
Erhabi merupakan pemimpin negara Islam ke-empat di Afghanistan yang dibunuh sejak kepemimpinan ISIS Juli 2017. Kelompok ISIS ini membangung benteng pertahanan di Nangarhar di perbatasan timur Afghanistan yang bersebelahan dengan Pakistan.
ISIS merupakan kelompok militan paling berbahaya di negara itu. Afiliasi lokal ISIS sering dikenal dengan Negara Islam Khorasan (ISIS-K) setelah nama lama itu dipakai dengan cakupan Afghanistan yang aktif pada 2015 berperang dengan Taliban dan pasukan Afganistan dan AS.
Mantan pemimpin ISIS-K Abu Sayed telah tewas dalam serangan di provinsi timur Nangarhar. Dia juga tewas dalam operasi gabungan Afganistan dan AS.
Seperti dilansir Reuters, jumlah pasti para militan ISIS di Afghanistan sulit dihitung, sebab militannya kerap mengganti arus milisi. Namun, militer AS memeperkirakan militan ISIS berjumlah sekitar 2000.
Lebih dari 150 militan ISIS menyerah kepada pasukan keamanan Afghanistan pada bulan Agustus di provinsi barat laut Jawzjan. Saat mereka sebelumnya berupaya untuk menguasai rute penyeludupan ke negara tetangganya, Turmenistan.