Senin 27 Aug 2018 14:09 WIB

Korut Bebaskan Turis Jepang dengan Alasan Kemanusiaan

Diduga wisatawan tersebut ditahan karena mengambil gambar fasilitas militer Korut.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota pasukan Tani bersenjata ikut dalam latihan militer yang dipimpin langsung oleh Presiden Korea Utara Kim Jong Un
Foto: KCNA (NORTH KOREA)/Reuters
Anggota pasukan Tani bersenjata ikut dalam latihan militer yang dipimpin langsung oleh Presiden Korea Utara Kim Jong Un

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara membebaskan seorang wisatawan Jepang yang ditahan dengan alasan kemanusiaan. Wisatawan bernama Tomoyuki Sugimoto ini diketahui telah ditangkap awal bulan ini.

Korea Utara belum mengatakan mengapa dia ditangkap. Media Jepang menyebut kemungkinan wisatawan tersebut memfilmkan fasilitas militer Korut.

Korut beberapa kali menahan turis asing dengan alasan tak jelas.  Namun ditengarai, penahanan itu dipakai sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi dengan negara asal mereka.

Di antara tahanan paling terkenal baru-baru ini adalah Otto Warmbier, seorang mahasiswa AS yang dipenjara karena mencuri tanda hotel.  Dia juga dibebaskan dengan alasan kemanusiaan, tetapi tiba di rumah sakit dalam keadaan kritis dan meninggal beberapa hari kemudian.

Baca juga, Duta Besar Korut Belum Dapatkan Visa AS.

Seperti dikutip BBC, Senin (27/10), Sugimoto yang diperkirakan berusia akhir 30-an, diyakini telah ditahan sementara dengan kelompok tur di Nampo. Nampo atau Nanpo diketahui sebagai rumah bagi pangkalan angkatan laut dan pabrik senjata.

Kantor berita resmi Korut, KCNA mengatakan dia ditangani oleh otoritas yang berwenang.  Namun para pejabat telah memutuskan melepaskan dengan alasan keamanan.

Mereka tidak menyebutkan kapan Sugimoto akan dibebaskan, tetapi pembebasan tahanan biasanya terjadi segera setelah pernyataan seperti itu.

Jepang dan Korut tidak memiliki hubungan diplomatik. Korut telah beberapa kali menggunakan jalur penerbangan melintasi wilayah Jepang untuk menguji misilnya. Hal itu mendapatkan kecaman dari Tokyo.

Tokyo juga bergabung dengan sebagian besar dunia dalam menuntut agar Pyongyang meninggalkan program rudal dan nuklirnya.

Jepang telah berulang kali mendorong informasi tentang warga Jepang yang diculik oleh Korut. Warga ditangkap pada 1970-an dan 1980-an dan dibawa secara paksa ke Korut untuk melatih personel dalam bahasa dan budaya Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement