Senin 27 Aug 2018 19:57 WIB

Macron: Eropa tak Dapat Lagi Bergantung dengan AS

Macron mempertimbangkan perbaikan hubungan Eropa dan Rusia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan agar Rusia dilibatkan dalam memberikan jaminan keamanan di Eropa. Sebab menurutnya, Eropa tak dapat lagi bergantung pada Amerika Serikat (AS).

"Eropa tidak dapat lagi bergantung pada AS untuk memberikan keamanannya. Terserah kita hari ini untuk mengambil tanggung jawab kita dan menjamin keamanan kita sendiri," katanya pada Senin (27/8), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Ia mengatakan, Eropa perlu meninjau kembali sistem keamanan dan pertahanannya. Hal tersebut dapat dimulai dengan memulai dialog baru tentang isu-isu keamanan dunia maya, senjata kimia dan konvensional, serta konflik teritorial.

“Dan khususnya melakukannya dengan bekerja sama dengan Rusia,” ujar Macron.

“Saya menyerukan kepada kita untuk mulai mempertimbangkan masalah ini dengan mitra kami dalam arti yang paling luas, yaitu dengan Rusia,” katanya menambahkan.

Namun Macron menyatakan, prasyarat wajib untuk mencapai kemajuan hubungan dengan Rusia adalah dengan menangani krisis di Ukraina. Moskow diketahui telah dikenakan sanksi oleh Uni Eropa karena keterlibatannya dalam konflik di Ukraina, terutama di wilayah Donbass.

Baca juga, Trump Sebut Uni Eropa Sebagai Musuh.

Konflik bersenjata di Donbass telah berlangsung sejak Maret 2014, tepatnya ketika kelompok anti-pemerintah berhasil memaksa mantan presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych turun takhta.

Dalam demonstrasi yang merebak di sana, terdapat pula kelompok separatis pro-Rusia. Kelompok ini belakangan terlibat konfrontasi senjata dengan tentara pemerintah Ukraina.

Pada Februari 2015, Ukraina, Rusia, Jerman, dan Prancis menandatangani perjanjian Minsk. Perjanjian itu mewajibkan pelaksanaan gencatan senjata di Donbass. Namun karena Rusia dianggap tak memenuhi perjanjian tersebut, Uni Eropa kemudian memberlakukan sanksi ekonomi terhadapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement