Selasa 28 Aug 2018 14:11 WIB

Rouhani Bertekad Lawan Sanksi Ekonomi AS

Rouhani meyakini Iran mampu mengatasi sanksi ekonomi dari AS.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani berjanji akan menghancurkan semua plot yang dibentuk negara barat terhadap Teheran. Dia menegaskan, Iran akan mampu mengatasi sanksi ekonomi baru yang diterapkan Amerika Serikat (AS) secara sepihak.

Hal tersebut disampaikan Rouhani di hadapan parlemen negara. Pertemuan dengan parlemen diadakan menyusul lemahnya perekonomian dan tingginya tingkat pengangguran di negara tersebut.

Dalam kesempatan itu, Rouhani mengatakan, permasalahan negara dimulai saat Washington menjatuhkan sanksi kepada Teheran. Sanksi diberikan menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk meninggalkan kesepakatan nuklir atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang dicapai pada 2015 lalu.

"Saya ingin meyakinkan bangsa Iran jika kita tidak akan membiarkan plot AS terhadap Iran sukses. Kita tidak akan membiarkan para anti-Iran di Gedung Putih berplot melawan kita," kata Rouhani.

Rouhani menegaskan, Iran sama sekali tidak gentar menghadapi AS atau masalah ekonomi yang mereka timbulkan. Dia mengatakan, Iran akan melewati semua permasalahan negara yang kini tengah berlangsung.

Dia mengatakan, permasalahan dimulai saat demonstrasi anti-pemerintah pada awal Januari lalu. Mereka turun ke jalan untuk menyuarakan protes atas tingginya harga barang serta meneriakkan slogan anti-pemerintah dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Menurut Rouhani, demonstrasi itu telah mendorong Trump untuk keluar dari kesepakatan nuklir. Secara khusus, dia meminta parlemen untuk mendukung jalannya pemerintahan dan tidak menambahkan sentimen anti-pemerintah.

"Yang lebih penting dari krisis ekonomi adalah banyak orang ragu dengan keyakinan mereka akan masa depan Iran dan mereka ragu dengan kekuatan negara," kata Rouhani.

Sebelumnya, AS menerapkan sanksi yang lebih ketat dari pada sebelumnya terhadap Iran setelah keluar dari kesepakatan nuklir. Paman sam menilai ada sejumlah kecacatan dalam perjanjian tersebut. Sanksi diberikan untuk memaksa Iran sekapat dengan revisi kesepakatan nuklir yang disusun Washington.

Sementara, penerapan sanksi ekonomi sejak Agustus itu menyasar sektor perdagangan metal berharga, keuangan dan perbankan nasional, serta industri otomotif. Sanksi tambahan akan diberlakukan pada November nanti yang akan menargetkan perdagangan minyak dan gas Teheran. AS berencana untuk melarang semua ekspor minyak dari Iran.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement