Selasa 28 Aug 2018 18:03 WIB

Barang Tertinggal di Bandara Disumbangkan

Ratusan barang tertinggal di bandara Gold Coast setiap bulan.

Red: Nur Aini
Pemeriksaan di bandara. Ilustrasi
Foto: CNN
Pemeriksaan di bandara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Ratusan barang tak bertuan ditemukan di bandar udara Gold Coast, negara bagian Queensland Australia setiap bulan. Barang tersebut dari dompet hingga kacamata, baju-baju sampai kereta bayi.

Saat para pelancong kelelahan atau tak sabar lagi menunggu orang-orang yang mereka rindukan, sangatlah mudah menjadi lupa. Lebih dari 500 barang-barang yang hilang diberikan ke pihak pengelola bandar udara Gold Coast setiap bulannya.

Di antara barang-barang tersebut adalah kacamata karya perancang ternama, gawai, dan sejumlah kereta bayi dan balita. Barang-barang tak bertuan tapi masih bisa terpakai ini kemudian dikirim ke John Lee, pendiri yayasan 'You Have A Friend', yang berlokasi di kawasan Tweed Heads, New South Wales.

"Cukup menarik juga melihat banyaknya orang-orang naik pesawat terbang dan meninggalkan barang-barangnya," ujar John.

Beberapa barang seperti baju hangat, mainan, buku-buku didonasikan langsung ke orang-orang lokal yang butuh atau dijual di toko loak. Terutama kereta bayi yang terlihat nyaris masih baru sangatlah membantu bagi para ibu yang selama ini kesulitan. "Beberapa di antara mereka nyaris menitikkan air mata karena tidak punya apa-apa," ujar John.

"Anak-anak menyukainya. Mereka sekarang memiliki kereta dorong baru. Juga baju-baju. Beberapa sangatlah indah."

Tonton videonya disini.

Menangani barang-barang ketinggalan

Karyawan di bandara seringkali kewalahan untuk menangani barang-barang yang ketinggalan atau tidak diambil. Brett Curtis, manajer pengoperasian dari Gold Coast Aiport mengatakan menangani barang-barang tersebut hampir memerlukan satu karyawan penuh waktu.

"Ada banyak sekali yang dilaporkan. Yang mengejutkan ada 20-25 kereta dorong bayi dan anak setiap bulannya," ujar Brett.

"Biasanya mereka menggunakan kereta dorong anak-anak saat liburan, tapi tidak membutuhkannya lagi setelah tiba di rumah. Jadi mereka meninggalkannya begitu saja di terminal dan kita yang mengambilnya."

Karyawan sudah mencoba menemukan pemilik dari barang-barang tersebut, tapi hanya sepertiga yang mengakui miliknya. Dalam delapan tahun terakhir, Brett mengatakan barang-barang yang tidak diambil atau diakui pemiliknya dalam waktu enam bulan, maka akan diberikan ke yayasan.

"Kita memilih memberikannya daripada dibuang. Memberikan kepada orang yang membutuhkan tentu lebih baik. Menjadi ajang kesempatan untuk membantu warga setempat."

Hal itu seperti dalam pepatah bahasa Inggris 'one person's trash can become another's treasure', artinya sampah seseorang bisa jadi berharga bagi orang lain.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

 

 

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-08-28/penemuan-barang-di-bandara/10173706
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement