Kamis 30 Aug 2018 09:05 WIB

Israel Keluarkan Ancaman Baru untuk Militer Iran di Suriah

Suriah dan Iran mencapai kesepakatan baru dalam kerja sama keamanan.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Krisis Israel-Suriah
Foto: blogspot
Krisis Israel-Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel memperbarui ancamannya untuk menyerang sasaran militer Iran di Suriah. Hal itu dilakukan setelah Damaskus dan Teheran mencapai kesepakatan baru dalam kerja sama keamanan.

Dilansir Aljazirah, Kamis (30/8), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidatonya pada Rabu (29/8) bahwa negaranya akan mengambil tindakan tegas terhadap upaya Iran untuk menempatkan pasukan dan sistem persenjataan canggih di Suriah.

"Tidak ada kesepakatan antara Suriah dan Iran yang akan menghalangi kami, tidak akan ada ancaman yang menghalangi kami," kata Netanyahu pada  upacara penamaan fasilitas nuklir Israel setelah kematian presiden Shimon Peres.

Atase militer Iran di Damaskus pada Selasa mengatakan penasehat militer negaranya akan tetap di Suriah di bawah perjanjian pertahanan yang ditandatangani satu hari sebelumnya. "Dukungan untuk integritas teritorial Suriah dan kemerdekaan kedaulatan Suriah juga ditekankan dalam perjanjian itu," kata Brigadir Jenderal Abolghasem Alinejad.

Teheran telah memberikan dukungan politik, keuangan, dan militer yang kuat kepada Presiden Bashar al-Assad. Israel telah berusaha untuk menghindari keterlibatan langsung dalam konflik. Tetapi Israel mengakui telah melakukan belasan serangan udara di Suriah untuk menghentikan pengiriman persenjataan canggih kepada Hizbullah.

Israel juga berjanji untuk mencegah Iran berkubu secara militer di Suriah. Israel telah disalahkan atas serangkaian serangan yang menewaskan militer Iran di Suriah.

"Kami bekerja untuk mencegah Iran membangun kehadiran militer di Suriah. Kami tidak akan menyerah dalam mengejar tujuan ini sama seperti kami tidak menyerah untuk pembatalan perjanjian nuklir yang buruk dengan Iran," kata Netanyahu.

Pada Mei, Israel menyerang puluhan situs militer di Suriah setelah menuduh Iran meluncurkan roket dan serangan rudal terhadap pasukannya di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Israel meluncurkan serangan udara pada tiga fasilitas militer Suriah pada Juli menyusul serangan pesawat tak berawak Suriah ke wilayah udara di provinsi Quneitra.

Perdana Menteri Israel mengatakan ada kenyataan sederhana di Timur Tengah dan tempat lain di dunia di mana "tidak ada tempat bagi yang lemah". "Kegagalan yang lemah mendapat pembantaian dan dihapus dari sejarah. Dan yang kuat, baik atau buruk, adalah orang-orang yang bertahan hidup. Yang kuat adalah orang-orang yang dihormati, yang kuat adalah orang-orang yang bersekutu, dan akhirnya yang kuat adalah orang-orang yang membuatmu damai," kata Netanyahu.

Baca: Koalisi Saudi tak Terima Dituding Bunuh Warga Sipil di Yaman

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement