Kamis 30 Aug 2018 18:24 WIB

Rusia Gelar Latihan Militer Terkait Suriah

Rusia ingatkan AS agar tak meluncurkan serangan ke Suriah.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Militer Rusia menjadi ancaman keamanan AS.
Foto: Reuters
Militer Rusia menjadi ancaman keamanan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Moskow berencana  menggelar latihan militer di laut mediterania pada 1 hingga 8 September nanti. Latihan diadakan menyusul meningkatnya tensi antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia terkait Suriah.

"Demi kepastian keamanan pengiriman dan penerbangan pesawat sesuai dengan hukum internasional, lokasi latihan akan dinyatakan berbahaya untuk pengiriman dan penerbangan," kata pernyataan resmi kementerian pertahanan Rusia kepada TASS, Kamis (30/8).

Kepada kantor berita Rusia,  kementerian pertahanan mengatakan, akan mengerahkan 25 kapal perang dan kapal selam. Latihan itu juga akan diramaikan oleh penerbangan 30 pesawat, mulai dari jet tempur hingga pesawat pengebom.

Sistem pertahanan militer anti-pesawat, anti-kapal selam dan anti-ranjau juga akan diikutsertakan dalam latihan tersebut

Rusia sebelumnya disebut-sebut akan menggelar latihan militer terbesar sejak ikut serta dalam perang Suriah pada 2015 lalu. Meningkatnya tensi antara AS-Rusia menyusul rencana Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melakukan operasi serangan militer di Idlib.

Kota itu diketahui masih berada di dalam genggaman oposisi pemerintah. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, kelompok oposisi di Idlib harus segera dihentikan. Dia menggambarkan kelompok itu sebagai 'bisul bernanah'.

Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov memperingatkan AS agar tidak meluncurkan serangan ke Suriah tanpa alasan yang jelas. Pesan disampaikan Antonov saat bertemu dengan pejabat AS seperti perwakilan istimewa untuk Suriah James Jeffrey.

Dalam kesempatan itu, dia mengaku khawatir akan sinyal AS yang mempersiapkan serangan baru ke Suriah. Antonov mengatakan, serangan yang dilakuan AS sangat memprihatnkan bagi Rusia. Dia mengatakan, pemerintah Rusia meminta AS untuk menyediakan fakta-fakta yang jelas mengapa topik penggunaan senjata kimia oleh Damaskus semakin didorong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement