Jumat 31 Aug 2018 10:18 WIB

Kontes Menggambar Karikatur Nabi Muhammad Dibatalkan

Wilders khawatir risiko yang dihadapi akan sangat besar jika kontes dilakukan.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Geerts Wilders
Foto: AP
Geerts Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Anggota parlemen anti-Islam Belanda Geert Wilders membatalkan rencana kontes kartun karikatur Nabi Muhammad. Menurutnya, risiko yang dihadapi Belanda dan orang-orang tidak bersalah akan terlalu besar jika kontes tetap dilaksanakan.

Namun, Wilders mengaku, tidak akan pernah menghentikan kampanyenya melawan Islam. "Maksud saya tentang sifat intoleransi Islam telah dibuktikan kembali oleh ini," katanya, Kamis (30/8).

Awal pekan ini, polisi Belanda menangkap seorang pria berusia 26 tahun yang diduga mengancam akan menyerang Wilders atas rencananya.

Baca juga, Kontes Kartun Nabi Muhammad di Belanda Dikecam.

Sementara itu, di Pakistan ribuan orang berdemonstrasi menentang kontes, dalam pawai yang diselenggarakan oleh partai Islam Tehreek-e-Labbaik. Partai itu menyerukan kepada Pakistan dan negara-negara Islam lainnya untuk memutuskan semua hubungan dengan Belanda.

Di Afghanistan, Taliban mendesak tentara Afghanistan pada Kamis (30/8) untuk menyerang pasukan Belanda yang bertugas dalam misi Dukungan Resolusi pimpinan NATO. Ini sebagai bentuk pembalasan atas tindakan penghujatan dan bermusuhan  Belanda terhadap semua Muslim.

Pernyataan Taliban Afghanistan dikeluarkan tak lama sebelum Wilders membatalkan kontes itu. Gambar Nabi Muhammad dilarang dalam Islam. Pembuatan karikatur dianggap oleh Muslim sebagai bentuk penghinaan.

Pada 2005, surat kabar Denmark Jyllands-Posten menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang memicu gelombang protes di seluruh dunia Muslim. Beberapa upaya juga dilakukan untuk membunuh editor atau kartunis Kurt Westergaard.

Sepuluh tahun kemudian, militan menyerbu kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, yang dikenal karena menerbitkan kartun yang bersifat menyindir Nabi Muhammad. Serangan ini menewaskan 12 orang.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pekan lalu membela keputusan Wilders yang akan menggelar kontes. Ia mengatakan, itu masih menjadi bagian dalam batas-batas kebebasan berekspresi. Tetapi, ia menekankan bahwa rencana itu bukan inisiatif pemerintah.

Freedom Party menjadi partai yang terbesar kedua di Belanda pada pemilihan umum tahun lalu. Tetapi, bukan bagian dari pemerintah. Wilders telah merencanakan untuk mengadakan kontes di kantor partainya di gedung parlemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement