Jumat 31 Aug 2018 20:18 WIB

Rusia: Ekonomi AS Akan Terguncang Jika Keluar dari WTO

AS menilai WTO telah merugikan negara tersebut.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
WTO
Foto: flickr
WTO

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengungkapkan, langkah Amerika Serikat (AS) untuk keluar dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan memberikan dampak negatif bagi negara. Moskow mengatakan, AS bakal menderita secara ekonomi karena tidak bermain sesuai dengan aturan yang berlaku.

"AS merupakan ekportir kedua terbesar di dunia. Mereka tertarik pada kondisi yang menguntungkan dan stabil untuk akses ke pasar luar negeri," kata pernyataan resmi Kementerian Ekonomi Rusia seperti mengutip kantor berita Sputnik, Jumat (31/8).

Kementrian Ekonomi Rusia meyakini perusahaan asal AS agaknya keberatan dengan rencana Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari WTO. Mereka tampaknya akan meminta Gedung Putih untuk tidak menerapkan ancaman Presiden Trump tersebut.

Presiden Trump sebelumnya mengancam akan keluar dari WTO. Dia menilai WTO telah berlaku tidak adil terhadap Washington. Trump kemudian meminta WTO untuk segera berbenah agar AS tidak benar-benar keluar dari organisasi dunia itu.

Baca juga, Trump Ancam Tarik AS dari WTO

Trump mengatakan, peraturan yang dibuat WTO lebih banyak merugikan AS meskipun organisasi dunia itu juga telah memenangkan sejumlah sengketa yang melibatkan Washington dengan mitra dagang mereka dalam beberapa waktu terakhir. Trump bahkan mengungkapkan jika WTO dibuat untuk memenangkan semua negara kecuali AS.

Meski demikian, beberapa analis mengatakan jika WTO memenangkan sekitar 90 persen gugatan yang diajukan AS. Pada saat yang bersamaan, WTO juga menganulir gugatan Washington dengan jumlah presentase serupa.

Protes akan ketidakadilan yang diterima AS dari WTO sebenarnya telah disuarakan Trump bahkan sebelum dia menjadi kepala negara. Trump mengatakan, kesepakatan pembentukan WTO pada 1994 lalu merupakan salah satu perjanjian buruk yang penah dibuat AS.

Masalah terkait WTO kembali dibersarkan Trump sejak Maret lalu. Hal itu terjadi ketika Paman Sam meningkatkan tarif impor produk-produk baja impor dan aluminium masing-masing sebesar 25 dan 10 persen yang memicu serangan besar-besaran di seluruh dunia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement