Sabtu 01 Sep 2018 20:43 WIB

Jalur Gaza Terancam Kehabisan Energi

Program bahan bakar darurat bantuan PBB kehabisan dana.

Red: Nur Aini
Anak di Jalur Gaza di antara reruntuhan puing akibat serangan militer Israel.
Foto: AP
Anak di Jalur Gaza di antara reruntuhan puing akibat serangan militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --Juru Bicara PBB menyatakan krisis energi yang berlangsung di Jalur Gaza terancam bertambah buruk. Hal itu setelah Program Bahan Bakar Darurat Bantuan PBB kehabisan dana.

"Hari ini, koordinator kemanusiaan (Koordinator Residen PBB dan Koordinator Kemanusiaan bagi Wilayah Pendudukan Palestina), Jamie McGoldrick, menulis surat kepada masyarakat donor untuk memberitahu bahwa Program Bahan Bakar Darurat Bantuan PBB, yang menyediakan bahan bakar penyelamat nyawa untuk mengoperasikan generator cadangan yang sudah siap di pusat kesehatan penting, instalasi air, dan kebersihan telah kehabisan dana," kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.

Menurut dia, jika dana segar tidak segera mereka terima, maka layanan di Jalur Gaza bisa berhenti. Padahal, program energi tersebut digunakan untuk mendukung pelayanan di rumah sakit, klinik, pengolahan limbah, instalasi air, hingga kebersiah.

"Jika dana baru tidak segera diterima, kami akan menghadapi potensi bencana kemacetan dalam pengiriman layanan, sedangkan layanan yang diberikan di rumah sakit, klinik, serta pengolahan limbah, instalasi air dan kebersihan akan berhenti," kata Dujarric, yang mengutip McGoldrick, sebagaimana dikutip Xinhua.

Berdasarkan defisit listrik saat ini di Jalur Gaza, setidaknya 4,5 juta dolar AS diperlukan untuk memungkinkan pengiriman sebanyak 1,4 juta liter bahan bakar darurat per bulan. Dana itu dibutuhkan guna melanjutkan layanan itu sampai akhir tahun ini. Saat ini, krisis energi di Jalur Gaza menyebabkan pemadaman listrik sampai 20 jam per hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement