REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah membantah laporan bahwa serangkaian ledakan di bandara militer dekat Damaskus pada Ahad (2/9) berasal dari serangan udara Israel. Berdasarkan keterangan militer, kantor berita Sana menyebutkan ledakan di tempat pembuangan amunisi itu merupakan akibat dari gangguan listrik.
Israel telah meluncurkan serangan udara terhadap Suriah di masa lalu dan dituduh menargetkan bandara Mezzeh tahun lalu. Bandara ini diyakini sebagai basis intelijen Angkatan Udara Suriah.
Pada Ahad (2/9), kepala kelompok pemantauan yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman, mengatakan bahwa bandara militer Mezzeh kemungkinan diserang oleh rudal Israel yang ditembakkan melintasi Dataran Tinggi Golan yang dijajah. Sebelumnya, seorang pejabat dalam aliansi regional yang mendukung pemerintah Suriah juga mengatakan ledakan itu disebabkan oleh tembakan rudal Israel dari seberang Dataran Tinggi Golan.
Namun, sumber militer Suriah kemudian menolak klaim itu. Dilansir dari BBC, Ahad (2/9), militer menyatakan bahwa pangkalan itu bukan target agresi Israel. Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa ledakan kuat di daerah tersebut.
Pada bulan Mei, Israel mengatakan telah menyerang infrastruktur militer Iran di Suriah setelah apa yang dikatakannya adalah serangan roket Iran di wilayah yang dikuasai Israel. Bulan berikutnya, Israel mengatakan telah menembak jatuh pesawat perang Suriah yang memasuki wilayah udara.
Ini merupakan insiden langka antara kedua pihak yang bermusuhan. Pada bulan Januari tahun lalu, media pemerintah Suriah mengutip tentara yang mengatakan bahwa beberapa roket mendarat di kompleks bandara Mezzeh dan mereka menuduh Israel membombardir wilayah tersebut.