REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para pelajar di Suriah memulai hari pertama tahun ajaran baru pada Ahad (2/9). Kementerian Pendidikan Suriah mengatakan, sebanyak 14.000 sekolah siap menerima pelajar.
Kerusakan terjadi pada sistem pendidikan akibat perang Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh tahun. Sebanyak 5.000 gedung sekolah telah diperbaiki dengan bertambahnya jumlah daerah yang direbut kembali oleh pasukan pemerintah, kata laporan itu.
Sebanyak 300.000 guru sekarang tersedia di berbagai sekolah, 30.000 di antara mereka bertugas pada 2018, tambah pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Ahad malam.
Selama perang berkepanjangan di Suriah, banyak sekolah telah berubah fungsi menjadi tempat penampungan buat orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka.
Sementara itu pada Sabtu, satu bom mobil meledak di dekat posisi gerilyawan di Kota Azaz di Suriah Utara di dekat perbatasan dengan Turki, sehingga merenggut sejumlah korban baik tewas maupun cedera, kata beberapa pegiat.
Bom mobil meledak di dekat satu dewan lokal gerilyawan di pusat Kota Azaz, yang berada di pinggir utara Provinsi Aleppo. Dewan lokal adalah lembaga sipil pro-oposisi yang didirikan di daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo dan Idlib.
Aksi di balik peledakan itu belum diketahui di tengah kondisi tak kenal hukum dan pertempuran antar-kelompok gerilyawan di daerah di Suriah Utara.
Pada 19 Juli 2012, gerilyawan yang menentang Pemerintah Suriah merebut Azaz, yang bernilai sangat tinggi karena kedekatannya dengan perbatasan Suriah-Turki, yang menjadi saluran pasokan logistik buat gerilyawan.
Kelompok IS menguasai Azaz pada Oktober 2013 tapi mundur dari kota itu pada Februari 2014 dan gerilyawan dukungan Turki menguasainya.