Senin 03 Sep 2018 20:00 WIB

Iran dan Suriah Berkomplot Rancang Serangan Bersama ke Idlib

Serangan bertahap akan dilakukan di provinsi Idlib Suriah.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Kondisi pusat kota Idlib, Suriah
Foto: The Guardian
Kondisi pusat kota Idlib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pada Senin (3/9) bahwa militan harus dibersihkan dari provinsi Idlib Suriah. Pasukan pemerintah Suriah bersama sekutu sedang mempersiapkan serangan bertahap di Idlib dan daerah sekitarnya yang diduduki oleh pemberontak.

Pernyataan itu disampaikan Zarif pada awal kunjungan ke Damaskus untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Suriah. Media pemerintah Iran melaporkan mereka akan membicarakan tentang pertemuan pada 7 September mendatang antara Iran, Turki, dan Rusia. Pertemuan itu untuk membahas cara menghadapi militan di Idlib.

"Semua wilayah Suriah harus dilestarikan dan semua sekte dan kelompok harus memulai rekonstruksi sebagai satu kolektif dan pengungsi harus kembali ke keluarga mereka. Dan para teroris yang tersisa di bagian lain dari Idlib harus dibersihkan dan wilayah tersebut harus ditempatkan kembali di bawah kendali rakyat Suriah," kata Zarif, menurut Fars News.

Presiden Iran Hassan Rouhani dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Iran. Kremlin mengatakan pertemuan akan berlangsung di Tehran pada tujuh September.

 

Menurut Zarif, pertemuan itu akan fokus pada pertempuran melawan kelompok-kelompok militan yang tersisa di Suriah. "Dalam pertemuan yang akan kita lakukan di Teheran Jumat depan sebagai kelanjutan dari pendekatan politik tiga arah bagaimana cara menghadapi kelompok ekstrimis dan teroris, seperti Tahrir al-Sham,," kata Zarif

Zarif tidak mengatakan apakah pertemuan akan berlangsung antara presiden ketiga negara atau antara pejabat senior lainnya. Pekan lalu, menteri pertahanan Iran melakukan perjalanan ke Damaskus dan menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan antara kedua negara. Tahrir al-Sham, yang termasuk kelompok terkait al-Qaeda sebelumnya dikenal sebagai Nusra Front, yang merupakan aliansi paling kuat di Idlib.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Bahram Qassemi mengatakan Iran akan melanjutkan dukungannya bagi pasukan pemerintah Suriah dalam pertempuran di Idlib.

"Pemerintah Suriah memiliki hak untuk melawan teroris di wilayah ini. Dan Iran, sebagai pendukung pemerintah Suriah, hadir dan akan melanjutkan bantuan penasehatnya selama pemerintah Suriah menginginkannya," kata Qassemi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada Jumat bahwa Washington menilai serangan pemerintah terhadap Idlib sebagai eskalasi perang Suriah. Ia memperingatkan bahwa Washington akan menanggapi setiap serangan gas racun kimia oleh Damaskus.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement