Selasa 04 Sep 2018 08:49 WIB

Menlu Iran: Front Nusra Harus Dibersihkan dari Idlib

Menlu Iran mengunjungi Suriah jelang pertemuan tiga pihak.

Sukarelawan White Helmets mencari korban setelah ledakan di Idlib, Suriah, April lalu.
Foto: EPA/Mohammed Badra
Sukarelawan White Helmets mencari korban setelah ledakan di Idlib, Suriah, April lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif tiba di Ibu Kota Suriah, Damaskus, Senin (3/9). Ia akan mengadakan pembicaraan sebelum pertemuan puncak tiga pihak yakni Iran, Turki dan Rusia untuk mendiskusikan konflik Suriah. 

Diplomat senior Iran tersebut disambut oleh Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad setibanya di bandar udara Damaskus.

Kunjungan itu dilakukan di tengah persiapan oleh pasukan Pemerintah Suriah dan sekutunya untuk menyerang Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri tersebut, kubu utama terakhir oposisi di Suriah.

"Kelompok Front An-Nusra dan Hayat Tahri Ash-Sham harus dibersihkan dari Idlib," kata Zarif di dalam satu pernyataan.

Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, Zarif direncanakan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Walid Al-Muallem pada Senin malam.

Idlib, yang terletak di dekat perbatasan dengan Turki, telah dirancang sebagai zona penurunan ketegangan. Di sana konflik terbuk dilarang sebagai bagian dari proses yang berlangsung di Astana, Kazakhstan.

Baca juga, Erdogan Seru Putin Agar Hentikan Serangan di Idlib.

Namun, selama dua bulan belakangan ini, zona penurunan ketegangan Idlib telah menjadi sasaran serangan udara sengit terutama oleh Rusia dan pasukan Pemerintah Bashar.

Pertemuan puncak tiga-pihak dijadwalkan diselenggarakan di Ibu Kota Iran, Teheran, pada 7 September guna membahas situasi yang berkembang dalam konflik tujuh-tahun di Suriah.

Pertemuan puncak itu, yang dijadwalkan diadakan pada tingkat kepala negara dan menteri luar negeri. Pertemuan ini sebagai kelanjutan dari pertemuan Astanayang digelar di Kazakhstan pada pertengahan Maret.

Iran dan kelompok Syiah Lebanona, Hizbullah, adalah sekutu kuat Pemerintah Bashar al-Assad, yang pasukannya telah memerangi bermacam kelompok oposisi dalam perang saudara yang merenggut banyak nyawa sejak 2011. Sejak itu, ratusan ribu orang diduga telah tewas dan jutaan orang lagi meninggalkan rumah mereka akibat konflik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement