Rabu 05 Sep 2018 00:27 WIB

PLO Kecam Ancaman Israel Hentikan Aktivitas UNRWA

UNRWA belum menerima pemberitahuan untuk menghentikan kegiatannya di Yarusalem.

 Seorang pengungsi Palestina di Kamp Pengungsian Shati, Kota Gaza, tengah mengambil kambing bantuan Zakat Foundation of Amerika. Lembaga filantropi tersebut menyalurkan bantuan hewan kurban melalui lembaga urusan Pengungsian PBB, UNRWA di Gaza, Palestina.
Foto: AP Photo-Adel Hana
Seorang pengungsi Palestina di Kamp Pengungsian Shati, Kota Gaza, tengah mengambil kambing bantuan Zakat Foundation of Amerika. Lembaga filantropi tersebut menyalurkan bantuan hewan kurban melalui lembaga urusan Pengungsian PBB, UNRWA di Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pejabat senior Palestina  mengecam ancaman Israel untuk menghentikan kegiatan Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB buat Pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur. Hanan Ashrawi, anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan ancaman Israel tersebut adalah 'ketidak-pedulian terhadap peraturan internasional dan hukumnya'.

Alasan Politis di Balik Penghentian Dana Pengungsi Palestina

Wali Kota Jerusalem Nir Barkat sebelumnya mengumumkan bahwa ia bermaksud mencabut rencana untuk mematuhi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu guna mengusir UNRWA dari Jerusalem Timur. Ashrawi mengatakan pernyataan Barkat 'adalah kecongkakan dan tidak bertanggung-jawab'.

Ashrawi menekankan bahwa Israel tidak berhak mengubah mandat, kewajiban dan tanggung-jawab UNRWA sebagaimana ditetapkan oleh PBB. Ia mengatakan tindakan Israel tersebut didorong oleh keputusan sepihak AS baru-baru ini, termasuk penghentian total pendanaan UNRWA dan penetapan kembali status pengungsi Palestina.

Sementara itu, Juru Bicara UNRWA Sami Mshsha mengatakan kepada radio resmi Palestina, Voice of Palestine, organisasi tersebut belum menerima keterangan atau pemberitahuan untuk menghentikan kegiatannya di Yerusalem.

"Lima sekolah organisasi itu di kota tersebut masih beroperasi selain pusat medis utama dan layanan lain medis, sosial serta bantuan," katanya.

Pada Januari lalu, AS telah mengumumkan hanya akan mengucurkan dana sebesar 60 juta dolar AS untuk UNRWA. Padahal dana yang disiapkan mencapai 125 juta dolar AS. Sejak AS memutuskan memangkas dana bantuannya, UNRWA mengalami defisit anggaran sekitar 446 juta dolar AS.

Namun lebih dari setengah dari defisit telah ditutupi sumbangan dari beberapa negara, seperti Jepang, India, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Uni Eropa. Pada Jumat pekan lalu AS mengumumkan akan menghentikan pendanaan untuk UNRWA.

Keputusan AS menghentikan pendanaan bagi UNRWA diyakini akan mengancam keberlangsungan program-program lembaga tersebut. Sebab AS merupakan pendonor terbesar bagi UNRWA dengan dana yang disumbangkan rata-rata mencapai 300 juta dolar AS setiap tahunnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement