REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seekor anak gajah Asia milik Kebun Binatang Taronga Sydney, New South Wales (NSW) mati setelah melawan penyakit herpes akut yang dideritanya secara tiba-tiba. Penjaga kebun binatang memperhatikan anak gajah bernama Tukta yang baru berusia delapan tahun itu lesu dan tidak nafsu makan pada Senin (3/9).
Tim dokter hewan kemudian dipanggil dan menduga Tukta menderita kasus Elephant Endotheliotropic Herpesvirus (EEHV). Kebun Binatang Taronga mengatakan EEHV berjangkit di hampir semua gajah Asia tetapi hanya menyebabkan penyakit ketika satwa itu masih muda.
"Di luar tindakan cepat dari semua orang yang terlibat, Tukta secara tragis kalah dalam melawan virus EEHV itu pada keesokan harinya, Selasa (4/9) sore," kata kebun binatang itu dalam rilisnya.
Direktur dan CEO Kebun Binatang Taronga, Cameron Kerr mengatakan, kematian itu seperti kehilangan seorang anggota keluarga. "Kami sangat berduka karena kehilangan Tukta yang terjadi secara mendadak dan tak terduga ini," katanya.
Tukta, ketika baru lahir di kebun binatang Taronga pada 2010.
"Dia adalah anggota kawanan gajah Taronga yang sangat dicintai yang suka merawat adik laki-lakinya, Jai Dee," katanya.
Kebun binatang Taronga mengatakan gajah Tukta telah menerima perawatan dan keahlian terbaik yang tersedia di Australia. Dokter Hewan Senior Larry Vogelnest mengatakan dia segera mencurigai EEHV setelah memeriksa Tukta.
Penyakit ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia tetapi berkembang pesat pada gajah dan hampir selalu berakibat fatal. "Virus yang menewaskan Tukta secara alami dibawa oleh gajah Asia, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada gajah, dan paling sering menyerang gajah yang berusia antara satu dan delapan tahun," kata Dr Vogelnest.
"Tidak ada vaksin yang tersedia untuk virus ini, dan saat ini perawatan obat hanya efektif pada sepertiga dari kasus."
Tukta adalah gajah Asia betina pertama yang lahir di kebun binatang Taronga Sydney. Ia lahir pada November 2010, tepat empat tahun setelah gajah Asia itu dibawa ke Sydney untuk program pemuliaan dan konservasi regional.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.