REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, serangan terhadap Idlib Suriah akan menjadi sebuah pembantaian. Idlib merupakan wilayah kantong yang dikuasai milisi.
Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, melanjutkan serangan udara pada Selasa (5/9) melawan gerilyawan di Idlib. Beberapa pekan sebelumnya pengeboman udara dan penembakan telah dilakukan oleh pasukan pemerintah pro-Suriah.
Hal ini menjadi indikasi jelas akan ada serangan skala penuh di wilayah kantong terakhir yang dikuasai pemberontak.
"Situasi di Idlib sangat penting bagi Turki. Proses kejam telah terjadi di sana. Tuhan melarang, jika daerah ini diserang oleh rudal terus menerus maka akan ada pembantaian yang serius," kata Erdogan seperti dikutip Hurriyet Daily.
Baca juga, Erdogan Seru Putin Agar Hentikan Serangan di Idlib.
Turki, yang mendukung beberapa pemberontak melawan Assad, mengharapkan hasil positif dari KTT di Teheran yang akan diadakan akhir pekan ini. KTT akan mempertemukan tiga pihak yakni Turki, Iran dan Rusia.
"Kami akan membawa masalah ini ke titik positif dengan KTT Tehran, yang merupakan kelanjutan dari Astana. Saya berharap kita akan dapat mencegah ekstremisme pemerintah Suriah di wilayah ini," kata Erdogan.
Berbicara kepada wartawan saat kembali dari kunjungan resmi ke Kyrgyzstan, Erdogan mengatakan, peta jalan untuk kota Manbij Suriah utara yang disepakati antara Ankara dan Washington pada Juni lalu.
Di bawah peta jalan untuk Manbij yang disetujui oleh dua sekutu NATO ini, pasukan Turki dan AS melakukan patroli bersama di wilayah itu untuk membersihkan area militan Kurdi (YPG).
"Kami tidak pada titik yang ideal (tentang Manbij). Sayangnya kesepakatan yang dibuat tidak akan maju ke arah yang sama dengan diskusi awal," kata Erdogan.
Dalam pertemuan pada Selasa, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dan perwakilan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, membahas perkembangan di Suriah.