Kamis 06 Sep 2018 09:25 WIB

WWF: Jepang Buru Paus di Kawasan Lindung Antartika

Pemburu paus asal Jepang telah menangkap lebih dari 50 ekor paus minke

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Para peneliti menggunakan teknologi solar terbaru untuk menemukan sekelompok besar paus biru di Antartika
Foto: University of Tasmania
Para peneliti menggunakan teknologi solar terbaru untuk menemukan sekelompok besar paus biru di Antartika

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Organisasi konservasi World Wide Fund (WWF) merilis laporan tentang pelanggaran lingkungan yang dilakukan Jepang. Studi ilmiah itu menyebut pemburu paus asal Jepang telah menangkap lebih dari 50 ekor paus minke di kawasan lindung laut Antartika.

Perburuan oleh penangkap paus Jepang itu berlangsung sejak awal hingga pertengahan tahun 2018. Padahal, memanen krill (sejenis udang) dan aktivitas menangkap ikan tidak diperbolehkan di kawasan lindung laut seluas 600 ribu mil persegi itu.

Aturan tersebut diberlakukan oleh Ross Sea MPA yang digagas pada 2016 oleh 24 negara, termasuk Jepang. Bagian dari Komisi Konservasi Sumber Daya Kehidupan Laut Antartika (CCAMLR) itu dimaksudkan untuk melindungi ekosistem laut.

Perjanjian melarang penangkapan ikan di hampir semua kawasan lindung laut selama 35 tahun. Akan tetapi, komisi Antartika tidak mengontrol penangkapan paus di wilayah tersebut dan menyerahkannya pada Komisi Perburuan Paus Internasional (IWC).

Laman Yale Environment 360 melaporkan, Jepang yang merupakan anggota IWC memang mengantongi izin untuk memburu mamalia laut paus minke setiap tahun. Negara itu berdalih mengklasifikasikan penangkapan sebagai bagian dari program penelitian ilmiah.

WWF memprotes karena pembebasan ilmiah bertolak belakang dengan kesepakatan bersama. Menurut WWF, bendera yang mengatasnamakan perburuan paus untuk hal ilmiah perlu dihentikan selamanya. Mereka mendesak IWC dan CCAMLR bekerja sama mengupayakan hal tersebut.

"Ribuan spesies lainnya dilindungi di bagian Laut Ross ini, sehingga mengejutkan dan tidak masuk akal bahwa paus minke tidak. Perlu tindakan segera untuk menutup celah yang dieksploitasi oleh Jepang, memastikan laut tetap dilindungi," kata Rod Downie, kepala penasihat wilayah kutub WWF.

Menurut data yang dimiliki WWF, jumlah paus minke yang ditangkap Jepang tiap tahun di samudra bagian selatan mencapai 333 ekor, termasuk 122 paus betina yang sedang mengandung. Sebagian besar daging mamalia laut itu dijual di pasar dan restoran Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement